Jayapura
:
Meski di Papua sering diteriakkan kasus-kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia
(HAM), namun dalam sidang umum PBB yang khusus membahas pelanggaran HAM di
seluruh dunia pada Maret 2012 lalu tidak ada pembahasan mengenai masalah Papua.
Hal itu diungkapkan Koordinator Faith-based Network on West Papua, Kristina
Neubauer dalam sesi dialog saat peluncuran Laporan Internasional Tentang HAM di
Papua Tahun 2010-2011, di Gedung Sophie, P3W, Padag Bulan, Sabtu (21/4).
Kristina menegaskan bahwa Ia mengikuti proses sidang yang merupakan agenda tetap PBB yang digelar kurang lebih tiga minggu di bulan Maret 2012 lalu dari awal hingga akhir. “Tidak satupun pembahasan tentang Papua dalam sidang,” ungkapnya di depan sekitar 200 undangan dari berbagai komponen di Papua.
Dalam peluncuran yang menghadirkan tiga tokoh orang asli Papua, masing-masing Anggota DPRP, Ruben Magai, Tokoh Agama, Socratez Sofyan Yoman dan Anggota Komnas HAM Perwakilan Papua, Mathius Murib, Kristina menekankan bahwa kendala utama mengapa di luar negeri kurang ada respon terkait masalah Papua, adalah kurangnya data.
“Harus ada dokumentasi dan data-data lengkap. Mereka tidak mau cerita banyak. Fakta-fakta dalam bentuk data itu saja yang dibutuhkan,” ungkapnya.
Untuk itu Ia mengharapkan kepada semua pihak di Papua untuk sedapat mungkin mendokumentasikan dengan baik semua peristiwa yang terjadi. “Saya punya saran mulai saat ini kumpulkan data-data semua palanggaran HAM di Papua. Ini sangat penting,” tegasnya. Sedangkan Pdt. Socratez Sofyan Yoman menanggapi tentang
Kristina menegaskan bahwa Ia mengikuti proses sidang yang merupakan agenda tetap PBB yang digelar kurang lebih tiga minggu di bulan Maret 2012 lalu dari awal hingga akhir. “Tidak satupun pembahasan tentang Papua dalam sidang,” ungkapnya di depan sekitar 200 undangan dari berbagai komponen di Papua.
Dalam peluncuran yang menghadirkan tiga tokoh orang asli Papua, masing-masing Anggota DPRP, Ruben Magai, Tokoh Agama, Socratez Sofyan Yoman dan Anggota Komnas HAM Perwakilan Papua, Mathius Murib, Kristina menekankan bahwa kendala utama mengapa di luar negeri kurang ada respon terkait masalah Papua, adalah kurangnya data.
“Harus ada dokumentasi dan data-data lengkap. Mereka tidak mau cerita banyak. Fakta-fakta dalam bentuk data itu saja yang dibutuhkan,” ungkapnya.
Untuk itu Ia mengharapkan kepada semua pihak di Papua untuk sedapat mungkin mendokumentasikan dengan baik semua peristiwa yang terjadi. “Saya punya saran mulai saat ini kumpulkan data-data semua palanggaran HAM di Papua. Ini sangat penting,” tegasnya. Sedangkan Pdt. Socratez Sofyan Yoman menanggapi tentang
laporan HAM tersebut sebagai satu yang
ditunggu-tunggu. Dikatakan bahwa bicara tentang berbagai hal boleh, tapi
hendaknya dibuat laporan. “Karena di dunia luar negeri itu budaya bacanya
tinggi,” ungkapnya.
Ia juga menyatakan bahwa Papua saat ini menjadi incaran sejumlah negara besar di dunia, yang tentunya akan lebih mendukung Pemerintah Indonesia. “Ada satu jalan yang bisa ditempuh. Hanya satu dan itu pasti didukung dunia luar, adalah dialog. Sehingga saya katakan bahwa Gereja sejak lama terus berupaya mendorong tercapainya dialog itu,” ungkapnya.
Ruben Magai yang menanggapi sejumlah pernyataan dari undangan terkait kinerjanya dalam menanggapi aspirasi orang Papua, seperti penolakan terhadap Otsus, dikatakan bahwa DPRP dalam posisi sebagai fasilitator saja. “Yang punya kewenangan menjawab itu negara,” tegasnya.
Dan terkait aspirasi Otsus Gagal dan telah dikembalikan ke Jakarta, Ruben menduga bahwa Unit Percepatan Pembanguan Papua dan Papua Barat (UP4B) adalah satu jawabannya dari Pemerintah.
Persatuan pandangan bagi orang Papua, menurut Ruben itu sangat penting. Namun yang terjadi adalah banyak pandangan dan aspirasi yang muncul, dan masing-masing tidak ada yang mau mengalah.
“Konteksnya ini menunjukkan ke dunia bahwa kamu tidak bersatu. Karena ada yang bicara merdeka, ada yang mau referendum, ada yang dialog,” tegasnya.
dicontohkannya seperti saat digelar Kongres Rakyat Papua III, terjadi penolakan oleh kelompok OPM. “Kita mau taggapi binggung. Lebih baik kita diam,” lanjutnya.
Dipaparkan Kristina Neubauer dalam ringkasan isi laporannya mengatakan bahwa, laporan internasional tentang HAM di Papua Tahun 2010-2011 sendiri, adalah hasil kerjasama antara tiga lembaga HAM internasional dan Asian Human Rights
Ia juga menyatakan bahwa Papua saat ini menjadi incaran sejumlah negara besar di dunia, yang tentunya akan lebih mendukung Pemerintah Indonesia. “Ada satu jalan yang bisa ditempuh. Hanya satu dan itu pasti didukung dunia luar, adalah dialog. Sehingga saya katakan bahwa Gereja sejak lama terus berupaya mendorong tercapainya dialog itu,” ungkapnya.
Ruben Magai yang menanggapi sejumlah pernyataan dari undangan terkait kinerjanya dalam menanggapi aspirasi orang Papua, seperti penolakan terhadap Otsus, dikatakan bahwa DPRP dalam posisi sebagai fasilitator saja. “Yang punya kewenangan menjawab itu negara,” tegasnya.
Dan terkait aspirasi Otsus Gagal dan telah dikembalikan ke Jakarta, Ruben menduga bahwa Unit Percepatan Pembanguan Papua dan Papua Barat (UP4B) adalah satu jawabannya dari Pemerintah.
Persatuan pandangan bagi orang Papua, menurut Ruben itu sangat penting. Namun yang terjadi adalah banyak pandangan dan aspirasi yang muncul, dan masing-masing tidak ada yang mau mengalah.
“Konteksnya ini menunjukkan ke dunia bahwa kamu tidak bersatu. Karena ada yang bicara merdeka, ada yang mau referendum, ada yang dialog,” tegasnya.
dicontohkannya seperti saat digelar Kongres Rakyat Papua III, terjadi penolakan oleh kelompok OPM. “Kita mau taggapi binggung. Lebih baik kita diam,” lanjutnya.
Dipaparkan Kristina Neubauer dalam ringkasan isi laporannya mengatakan bahwa, laporan internasional tentang HAM di Papua Tahun 2010-2011 sendiri, adalah hasil kerjasama antara tiga lembaga HAM internasional dan Asian Human Rights
Commision (AHRC).
Laporan tersebut, dikatakan bahwa sudah diluncurkan di dalam bahasa Inggris pada tanggal 2 November 2011 di Genewa, Swiss. Judul asli di dalam bahasa Inggris adalah “Human Rights in Papua 2010/11”.
Untuk peluncuran laporan HAM internasional di Genewa, Kedutaan Besar RI di PBB juga diundang hadir. Di dalam sebuah dialog dengan FBN serta LSM-LSM internasional lain, wakil dari pemerintah Indonesia sudah mengatakan sebagai respon terhadap laporan HAM internasional bahwa ‘Perlindungan HAM sudah menjadi salah satu prioritas dari pemerintah Indonesia. “Kami dari FBN sangat tidak setuju dengan statemen tersebut, karena perlindungan HAM belum menjadi prioritas Pemerintah Indonesia di Tanah Papua. Bahwa perlindungan HAM belum dijamin di tanah Papua dapat dibuktikan dengan laporan terbaru dari FBN,” ungkapnya.
Laporan HAM 2010/2011 tersebut, dikatakan adalah mendokumentasikan pelanggaran HAM dari aspek sosial, politik, ekonomi dan budaya terhadap masyarakat asli Papua di tahun 2010/11.
“laporan ini tidak mencakupi semua pelanggaran HAM yang ada, karena banyak pelanggaran HAM di Papua masih terjadi dalam gelapan dan tidak dapat dilaporkan hingga saat ini,” ungkapnya.
Laporan tersebut, dikatakan bahwa sudah diluncurkan di dalam bahasa Inggris pada tanggal 2 November 2011 di Genewa, Swiss. Judul asli di dalam bahasa Inggris adalah “Human Rights in Papua 2010/11”.
Untuk peluncuran laporan HAM internasional di Genewa, Kedutaan Besar RI di PBB juga diundang hadir. Di dalam sebuah dialog dengan FBN serta LSM-LSM internasional lain, wakil dari pemerintah Indonesia sudah mengatakan sebagai respon terhadap laporan HAM internasional bahwa ‘Perlindungan HAM sudah menjadi salah satu prioritas dari pemerintah Indonesia. “Kami dari FBN sangat tidak setuju dengan statemen tersebut, karena perlindungan HAM belum menjadi prioritas Pemerintah Indonesia di Tanah Papua. Bahwa perlindungan HAM belum dijamin di tanah Papua dapat dibuktikan dengan laporan terbaru dari FBN,” ungkapnya.
Laporan HAM 2010/2011 tersebut, dikatakan adalah mendokumentasikan pelanggaran HAM dari aspek sosial, politik, ekonomi dan budaya terhadap masyarakat asli Papua di tahun 2010/11.
“laporan ini tidak mencakupi semua pelanggaran HAM yang ada, karena banyak pelanggaran HAM di Papua masih terjadi dalam gelapan dan tidak dapat dilaporkan hingga saat ini,” ungkapnya.
MANUSIA
APLIM APOM SEBELUM PERADABAN
BAB
I
PENDAHULUAN
Aplim Apom adalah
tempat dimana Atangki ( Allah ) menciptakan manusia pertama dan alam
semestanya. Aplim Apom atau orang lebih sering menyebut puncak mandala
merupakan dua gunung ternama di Kabupaten Pegunungan Bintang Provinsi Papua.
Menurut mitos masyarakat Kabupaten Pegunungan Bintang, mereka diciptakan di
sana dan menempatkan di setiap pinggiran sungai-sungai di wilayah barat, timur,
utara dan selatan dari gunung Aplim Apom. Sejumlah sungai yang dimaksud adalah
Okpapi, Oksop/Digul, Okbi, , Okbab ,Okyip, Oknangul, bime, Meme, Borme, Bime,Tanime, Eipomek, Okbem, Oktau,
Oktahin,dsb. Dengan demikian mereka disebut manusia Aplim Apom artinya dari
sanalah awal mula mereka diciptakan. Sejak turun temurun manusia Aplim Apom
bertumbuh dan berkembang menjadi 7 suku besar yaitu; Kupel, Ngalum, Murob,
Kambom, Kimki, Lepki, una ukam.
Pemahamannya
tentang kisah penciptaan manusia harus di akui bahwa suku-suku di sana
diciptakan oleh Atangki (Allah) digunung Aplim Apom. Kisah penciptaan suku-suku
tersebut belum didokumentasikan maka tulisan ini tidak membutuhkan suatu kajian
pustaka untuk mendukung penulisan ini, namun lebih berdasarkan pada suatu
kegiatan yang bersifat ilmiah dengan interview langsung dengan pihak-pihak yang
mempunyai kapasitas seperti kepala-kepala Apiwol atau kepala-kepala
suku,(Rumah Adat).
BAB
II
LETAK
GEOGRAFIS APLIM APOM DAN WILAYAHNYA
A. Keadaan Iklim
Keadaan iklim di Aplim Apom (puncak mandala) Kabupaten Pegunungan
Bintang adalah iklim tropis. Oleh karena itu pada keadaan
iklim tropis ini pada waktu pagi hari dan malam hari. Keadaan iklim secara umum
suhu berkisar antara 22 0C -49 0C. Keadaan iklim di
masing-masing kutup: kutup Utara, Selatan, Timur, Barat. Pada kutup Utara pada
siang suhu berkisar antara 20 0C -35 0C dan pada malam
hari 23 0C -34 0C sedang pada lintang Selatan suhu
berkisar antara 27 0C -39 0C pada malam hari 24 0C
-40 0C dan pada lintang Timur suhu berkisar 25 0C
-35 0C , kutup Barat suhu pada siang hari berkisar antara 22 0C
-34 0C, malam hari suhu berkisar antara 250C -350C.
Maka dapat di lihat dari suhu masing-masing kutup, dapat mengambarkan
bahwa di suku Kupel-Ngalum di kabupaten pegunungan bintang sangat
bervariasi keadaan iklimnya antara pagi hari dan malam hari.
Sehingga dapat dikatakan iklim tropis. Oleh karena itu, manusia Aplim
Apom (puncak mandala) kebanyakan melakukan aktivitas pada pagi hari dan
siang hari sedangkan pada malam hari yang melakukan akativitas hanya sedikit
orang. Dalam hal ini orang melakukan aktivitas siang antara lain :
berkebun ,mandi dan melakukan aktivitas lainnya.
Oleh sebab itu waktu untuk melakauakan kegiatan sesuai dengan berat
ringannya jenis kegiatan yang dilakukan artinya bahwa bila pekerjaannya berat
orang akan melakukan kegiatan pada hari hingga sore hari dan sebaliknya bila
pekerjaan ringan akan melakukan kegiatan pagi,siang,dan sore hari.
Kebanayakan waktu yang dipakai oleh masyarakat Aplim-Apom adalah matahari
karena
kebiasaan yang mengikuti arah matahari. Dengan demikian matahari untuk
menghitung waktu tergantung pada posisi matahari. Untuk menghitung waktu
melihat posisi bayangan orang tersebut antara lain jam enam (6) pagi, jam
Sembilan (9) pagi , jam dua belas (12) siang dan jam tiga (3) sore
berdasarkan terbitnya matahari dan terbenamnya matahari. Namun khusus
untuk sore hari biasa ditandai dengan teriakan suara jangkrik (Nganam : sebutan
bahasa Ngalum), saatnya mau pagi bias juga diketahui dengan siulan burung
(Nal Wengkaldon : sebutan bahasa Ngalum), di daratan dan sepanjang sungai
dengan siulan burung yang berbeda dari berbagai macam burung.
Kemudian pada saat tiba musim apa saja dapat di tandai dengan ada
tanda-tanda tertentu yang nyata maupun tidak nyata dapat di rasakan oleh
masyarakat setempat misalanya, musim hujan, musim kemarau, dan musim semi.
Karena masyarakat suku Kupel-Ngalum sudah terbiasa sehingga bila tiba musim
seperti di atas bukan kejadian aneh bagi masyarakat dan masyarakat dapat
mempersiapkan diri untuk menghadapi musim tersebut.
Pada musim hujan masyarakat Aplim Apom (pegunungan bintang) tidak
melakukan banyak aktivitas karena pada musim hujan ini semua jalan menuju
tempat aktivitas dapat dipenuhi oleh air hujan, dapat menyebabkan
kebanjiran serta naiknya lumpur di sepanjang jalan. Lalu pada musim hujan
seperti ini suhu dapat di perkirakan mencapai 20 0C -30 0C.
Sedangkan pada musim kemarau masyarakat setempat dapat melakukan aktivitas
antara lain: berburuh, bertani,dll, karena pada musim ini suhu dapat
diperkirakan mencapai 35 0C -48 0C. sehingga masyarakat
bila berada di rumah merasakan kepanasan lebih dari suhu tubuh normal maka
lebih banayak mencari tempat-tempat yang mereka merasa aman misalanya di
sepanjang sungai, hutan. Kemudian pada musim kemarau mereka
melakukan aktivitas seperti pada musim hujan dan musim semi suhu di
perkirakan mencapai 24 0C -49 0C.
B. Keadaan
Demografi
Letak keadaan demografi dapat di lihat dari suatu aksioma bahwa
setiap peristiwa sejarah senantiasa memiliki lingkup temporal dan spasial
(waktu dan ruang) dimana keluruhannya merupakan factor yang membatasi fenomena
sejarah tertentu sebagai unit atau kesatuan. Karena demikian sejarah dan
geografi terkait ibarat kaitannya dengan : pelaku, waktu dan ruang secara
terpadu. Dengan demikian letak geografis di suku Kupel-Ngalum Kabupaten
Pegunungan Bintang dibawah gunung puncak mandala (Aplim-Apom) dengan ketinggian
berkisar antara ± 9.400 kaki dari permukaan laut. Kemudian ibukota kabupaten
pegunungan bintang tepatnya di oksibil.
Letak wilayah Kabupaten Pegunungan Bintang, dibagian Selatan berbatasan
langsung dengan Kabupaten Merauke dan beberapa kabupaten lain kemudian
bagian Timur berbatasan langsung dengan Negara tetangga Papua New Guinea,
bagian Utara berbatasan langsung dengan Kabupaten Keroom, kabupaten Jayapura
serta bagian Barat bebatasan langsung dengan Kabupaten Yahukimo.
Kabupaten Pegunungan Bintang mempunyai potensi alam yang sangat
besar. Potensi alam yang dimiliki oleh Kabupaten Pegunungan Bintang antara lain
: aneka tambang, rotan, damar, buah pandan, buah merah dan masih banyak potensi
alam yang terkandung di tanah aplim apom sedangkan potensi sumberdaya manusia
yang berpendidikan mencapai 80 % dan non berpendidikan 20 %. Tanah Aplim-Apom
juga mempunyai daerah yang sangat luas dan setiap distrik serta kampung dapat
dibatasi oleh berbagai macam gunung dan sungai. Setiap manusia Aplim-Apom
mempunyai ciri khas dari 6 suku yang ada di Kabupaten Pegunungan Bintang dan
dari 6 suku ini terdiri dari ± 32 distrik. Untuk itu salah jalan yang ditempuh
oleh pejabat dan masayarakat kabupaten pegunungan bintang untuk menjangkau dari
satu distrik ke distrik lain atau dari Jayapura-Sentani ke Oksibil atau ke
distrik langsung adalah pesawat udara. Kemudian untuk antar distrik dan
kampung dapat ditempuh dengan jalan kaki selama 2 jam-12 jam bahkan 1-3 hari.
Oleh karena itu masyarakat Aplim-Apom melakukan kegiatan dari pagi sampai sore
saja, karena sebagian besar distrik dan kampung tidak mempunyai
penerangan untuk melakukan aktivitas pada malam hari. Mata pencarian
masyarakat Aplim-Apom adalah berburuh(Kukus, Burung, Babi Hutan dan sebagainya)
sedangkan para petani hanya berkebun. Kehidupan masyarakat Aplim Apom tidak
terlepas dari alam karena alam dalam hal ini kepercayaan lebih percaya pada
masing-masing suku sesuai ciptaan Tuhan (Atangki).
BAB
IV
SISTEM
PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TRADISIONAL APLIM APOM
a. Sistem
Pendidikan Tradisional
I. Ap
Iwol
a.
apiwol
Apiwol (Bahasa Ngalum) adalah bangunan rumah adat dari marga/sub
marga tertentu. Setiap marga/sub marga memiliki Apiwol masing-masing. Fungsi
dari Apiwol adalah tempat menyimpan benda-benda pusaka, pusat rahasia hidup
suatu marga/sub marga, tempat pendidikan pendewasaan bagi kaum laki-laki.
Misalnya Uropmabin dilarang masuk ke Apiwol Siktaop begitu juga sebaliknya
kecuali ada marga/sub marga tertentu yang dianggap orang yang netral bisa
mengetahui rahasia hidup, benda suci/sakral dari marga/sub marga tertentu,
misalnya yang dianggap netral adalah marga Mimin. Kaum laki-laki yang belum
didewasakan (Inisiasi) dan semua kaum perempuan tidak diperkenankan untuk
mendekati lingkungan sekitar Apiwol apalagi masuk bangunannya.
Aktivitas yang dilakukan di Apiwol adalah upacara ritual seperti syukuran,
pemberkatan, penguatan dan pendewasaan.
II. Pendidikan
Bokam
b.
Bokam
Bokam (Bahasa
Ngalum) adalah bangunan rumah/ tempat tidur khusus bagi kaum laki-laki
tetapi tidak terbatas pada suatu marga/submarga tertentu. Bokam tidak menyimpan
rahasia-rahasia penting/ benda sakral, sehingga kaum laki-laki yang belum
diinisiasikanpun bisa tidur di Bakom. Tempat ini lebih banyak dihuni kaum
remaja dan dewasa yang belum menikah.
III. Pendidikan
aip
c.
Aip
Pengertian Aib (Bahasa Ngalum) secara umum adalah bangunan atau
rumah tetapi Aip juga merupakan salah satu nama dari 4 jenis rumah suku Kupel,Ngalum. Jadi Aip yang dimaksud adalah pusat
perekonomian keluarga, tempat tinggal orang yang sudah berkeluarga, tempat
tinggal anak-anak yang belum diinisiasikan secara adat, tempat bertemunya orang
tua, dewasa, remaja dan anak anak. Seorang anak laki-laki yang sudah
diinisiasikan secara adat dan orang dewasa bujang bisa dapat beraktivitas di
Aip tetapi tidak diperkenankan untuk tidur, begitupun dengan perempuan yang
sedang menstruasi tidak diperkenankan untuk masuk ke Aip selama masa
menstruasi.
IV. Pendidikan
Sukam
d.
Sukam (apdikip)
Pendidikan sukam (Bahasa Ngalum) membekali perempuan dengan pola
hidup adat Aplim Apom sehingga mampu melakukan segala nilai-nilai yang
diberikan Atangki. Pendidikan sukam merupakan pendidikan yang khusus bagi
perempuan dan pendidik atau pembinanya adalah ibu kandung, ibu-ibu yang
dituakan atau dianggap mempunyai kapasitas. Pendidikan ini lebih banyak
dilakukan seorang ibu terhadap anak perempuan secara rutin sehingga apa yang
diajarkan melekat pada dirinya dan menjadi bekal yang tidak terpisahkan dalam
hidupnya. Pendidikan ini lebih pada bagaimana seorang ibu mengajarkan anak
perempuannya menyikapi ketika masa menstruasi tiba atau proses persalinan
dilakukan. Semua proses yang dilakukan menjadi rahasia hidup bagi perempuan
sehingga tidak diketahui oleh laki-laki. Berikut langkah-langkah yang dilakukan
seorang perempuan ketika masa menstruasi tiba. Memberitahukan kepada orang tua,
saudara atau teman dekat. Seorang perempuan diharuskan tinggal di sukam selama
masa menstruasi, artinya perempuan tidak tinggal di Aip dan segala kebutuhan
makan dan minum diantar dari Aib ke Sukam oleh perempuan. Seorang
perempuan tidak bekerja selama masa menstruasi. Seorang perempuan tidak
beraktivitas atau tinggal bersama laki-laki selama masa menstruasi. Setelah
masa menstruasi selesai bisa dapat kembali ke Aip akan tetapi kurang lebih 2
hari dilarang untuk berdekatan dengan laki-laki karena dianggap belum bersih
normal. Dan Apdikip (Bahasa
Ngalum) adalah bangunan rumah/tempat tidur bagi perempuan yang sedang
menstruasi dan tempat persalinan ibu hamil. Selama menstruasi perempuan tidak
diperkenankan untuk ke Aip dan tidak mendekati atau melakukan aktivitas bersama
laki-laki.
1.
Tari Tarian Adat
I.
OKSANG
Atangki (Allah) menciptakan manusia di Aplim Apom dan memberikan karuniaNya
untuk hidup sesuai dengan harapan, yaitu hidup bersosial dalam menjaga,
mengelolah seluruh ciptaanNya. Salah satu karunia Atangki yang kita rasakan
adalah tarian oksang. Tarian oksang adalah tarian khas suku Ngalum yang
dimainkan oleh sekumpulan orang bertujuan untuk memupuk cinta persaudaraan,
perdamaian, dan kesejahteraan. Tarian oksang dapat dibagi menjadi dua yaitu;
oksang aip (dalam bangunan) oksang mangol (diluar bangunan). Tarian oksang
mempunyai makna politik, ekonomi, sosial, kesehatan, pendidikan yang tentunya
bermanfaat bagi kehidupan manusia Aplim Apom. Tujuan utama pendirian bangunan
oksang aip adalah untuk meningkatkan perekonomian rakyat. Tarian oksang tidak
asing bagi orang Aplim Apom terutama bagi suku Ngalum karena satu-satunya
tarian khas suku Ngalum yang populer adalah tarian Oksang, namun apakah
generasi suku Ngalum sekarang telah menguasai tarian oksang?. Berikut kami
uraikan domain kognitif terhadap tarian oksang sehingga orang Ngalum
benar-benar dapat mengetahui sejauh mana level kognitifnya.
1. Pengetahuan (Knowledge). Orang yg berada di level ini bisa
menguraikan definisi dari oksang, dan karakteristik oksang. Level ini seseorang belum bisa memaknai dan
menari tarian oksang.
2. Pemahaman (Comprehension). Orang
yang berada di di level ini bisa memahami dan memaknai tetapi belum bisa menari
tarian oksang.
3. Aplikasi (Application). Ditingkat
ini seseorang mampu merangkum mengaplikasikan/ menari tarian oksang.
4. Analisis (Analysis). Di level ini
seseorang akan mampu memilah-milah tarian atau bangunan tarian oksang yang baik
dan buruk, membanding-bandingkan tingkat keparahan dari setiap penyebab, dan
menggolongkan setiap penyebab kegagalan ke dalam tingkat keparahan yg
ditimbulkan.
5. Sintesis (Synthesis). Di tingkat
ini seseorang mampu memberikan solusi permasalahan yang terjadi di tarian
oksang berdasarkan pengamatannya terhadap semua penyebab turunnya kualitas
tarian oksang.
6. Evaluasi (Evaluation). Di tingkat
ini seorang mampu menilai alternatif solusi yg sesuai untuk dijalankan
berdasarkan efektivitas, urgensi, nilai manfaat, dan nilai ekonomis. Setelah
mengetahui domain kognitif, kira-kira rekan-rekan pembaca masuk level mana?.
Domain kognitif diatas hanya menguraikan kognitif rekan-rekan pembaca tentang
tarian oksang. Banyak yang sudah berada dilevel kognitif yang paling tinggi
dari penulis, akan tetapi tidak mengurangi rasa optimisme penulis sebagai putra
daerah Aplim Apom akan terus mencoba menggali suatu rahasia dibalik tarian
oksang. Tarian oksang adalah industri profit yang berkembang sejak awal
penciptaan manusia di Aplim Apom. Mengapa dikatakan profit?, karena bangunan
oksang dipakai untuk mencari keuntungan, walaupun tidak terlihat secara jelas
karena lebih menonjol pada jasanya. Misalnya, tamu undangan penari oksang
selalu membawa imbalan/ benda-benda berharga untuk memberikan kepada pemilik
oksang aip dan sebaliknya pemilik menyiapkan barang-barang berharga untuk
tamunya, jadi terjadilah barter.
BAB. V
RELIGI
(KEPERCAYAAN)
Pada zaman dahulu masyarakat aplim apom kepercayaan masyarakat aplim apom
pada zaman dahulu adalah mereka peceya kepada animisme dan dinamisme dan
percaya pada alam gaib. Pada zaman dahulu nenekmonyang aplim apom mengenal
tuhan sebelum injil masuk di aplim apom. Masyarakat zaman dahulu mereka percaya
pada tempat-tepat yang di anggap gaib dan kepercayaan pada zaman dahulu itu
tergantung pada alam. Masyarakat pada zaman dahulu mereka
mengenal tuhuan namun mereka tidak mengenal agama. Kepercayaan manusia aplim
apom pada zaman prasejarah adalah mereka lebih percaya sepenuhnya kepada alam.
masyarakat frimitip aplim apom tidak mengenal agama namun mereka percaya kepada
alam dan kehidupan mereka pada zaman dahulu itu terjamin dengan baik.
Namun pada masa sekarang banyak pengaruh luar yang masuk di aplim apom maka
budaya asli yang di miliki oleh masyarakat aplim apom hampir hilang karena
banyak pengaru luar yang memengaarui mayarakat setempat.Pada zaman dahulu
masyarskat aplim apom peercaya pada alam gaib.
Manusia aplim apom telah pandai membuat alat-alat dari batu
dengan keterampilan dan keahlian khusus.
Teknik pembuatan benda dari batu seperti kapak batu yang kasar asa menjadi alus untuk dipakai sebagai alat model kapak. Dan tingkat perekonomian mencapai kemakmuran dalam kehidupan mereka. Namun mereka sudah mengenal perkebunan,Alat-alat yang dihasilkan : kapak batu dan alat perkebunan lainya. Telah mencapai tarahap perkembangan sosial ekonomi yang mantap.Sejak zaman dahulu masyarakat aplim apom mengenal hidup mentap di suatu tempat namun yang berpinda-pinda tempat adalah lahan perkebunan yang tidak tetap.
Teknik pembuatan benda dari batu seperti kapak batu yang kasar asa menjadi alus untuk dipakai sebagai alat model kapak. Dan tingkat perekonomian mencapai kemakmuran dalam kehidupan mereka. Namun mereka sudah mengenal perkebunan,Alat-alat yang dihasilkan : kapak batu dan alat perkebunan lainya. Telah mencapai tarahap perkembangan sosial ekonomi yang mantap.Sejak zaman dahulu masyarakat aplim apom mengenal hidup mentap di suatu tempat namun yang berpinda-pinda tempat adalah lahan perkebunan yang tidak tetap.
Animisme adalah agama orang-orang primitif dicirikan pada manusia
Aplim apom hidup pada kurun waktu lampau. Dengan ciri demikian dapat dikatakan
bahwa sesuatu yang primitif adalah sesuatu yang kuno dan tertinggal pada zaman
dahulu. Bila diterapkan pada suatu proses sejarah, kata berarti sesuatu yang
terdapat dalam stadium atau tingkatan yang pertama.dan menmpatkan manusia
primitif pada skala yang sangat rendah dari kebudayaan manusia kontemporer.
Animisme dianut oleh orang-orang
zaman dahulu sebelum agama kriten kaltolik
masuk ke Alim apom atau sekarang disebut dengan pegunungan bintang, mereka
menyembah roh-roh nenek moyang mereka, dan menganggap bahwa roh-roh nenek
moyang mempunyai kekuatan untuk membantu maupun menciptakan bencana. Animisme
berasal dari kata anima, dari bahasa latin animus
dan bahasa yunani anepos, dalam bahasa sansekerta disibut prana,
dalam bahas ibrani ruah. Arti kesemua itu adalah napas atau jiwa.
Animisme adalah ajaran/doktrin tentang realitas jiwa. Orang primitif
mempunyai kepercayaan bahwa semua hal yang kita lihat ini seperti manusia,
hewan, tumbuh-tumbuhan dan benda-benda lainnya mempunyai roh. Oleh karena itu
roh-roh tersebut mempunyi kekuatan yang dasyat. Seorang ahli antropologi asal
inggris E.B Taylor dalam bukunya primitif kultur mengajukan sebuah teori (teori
serba jiwa), bahwa bentuk kepercayaan asal manusia adalah animisme.
a. Animisme sebagai agama
Istilah agama atau dalam bahasa inggris religion. Apapun
pengertiannya yang jelas akan merujuk pada tipe karakteristik tertentu terhadap
data-data yang ada seperti, kepercayaan, praktek-prktek, perasaan keadaan jiwa,
sikap pengalaman. Animisme merupakan agama primitif. Agama primitif merupakan
suatu cara tertentu yang dilakukan oleh manusia Aplim Apom di dalam
mengalami dunia dan tuhan, suatu pandangan tertentu terhadap segala kehidupan
disekeliling manusia Aplim Apom atau mentalitet atau sikap rohani tertentu. Animisme dapat diartikan sebagai kepercayaan manusia pada
roh leluhur. Dalam keyakinan masyarakat Aplim Apom pada zaman dahulu yang
menganut adalah animism dan dinamisme , paham animisme mereka meyakini bahwa
orang yang telah meninggal dunia dianggap sebagai maha tinggi, menentukan
nasib dan mengontrol perbauatan manusia. Kemudian pemujaan semacam ini lalu
berkembang menjadi penyembahan roh-roh.
Roh orarng yang meninggal dianggap dan dipercayai mereka sebagai makluk
kuat yang menentukan, segala kehendak serta kemauan yang harus dilayani.
Dan mereka juga beranggapan roh tersebut juga dapat masuk
kedalam benda-benda tertentu. Roh yang masuk kesebuah benda akan menyebabkan
kesaktian atau kesakralan benda tersebut. Maka dari itu masyarakat tadi
menyembah pada roh-roh tersebut supaya selamat dari percobahan. Mereka percaya
bahwa roh itu bukan hanya menempati makluk hidup tetapi juga benda-benda mati,
sehingga roh itu terdapat dalam batu-batuan, pohon-pohon besar lingkungan
temapt tinggal yang diyakini oleh sekelompok masyarakat setempat yang dirahasiakan
sejak awal pencintaan hingga diturunkan dari turun temurun. kepala
manusia yang dimumi. Karena adanya kepercayaan pada roh dan hantu, timbullah
pada kemujaan pada tempat/benda yang dianggapa dihuni roh. Dan yang dipuja agar
membahas kebaikan, ada pula yang dipuja agar roh itu tidak mengganggu manusia.
Agar terhindar dari kemarahan roh/hantu biasanya diadakan
ritual yang dipimpin oleh para kepala-kepal suku. Adakalanya mereka membujuk
roh-roh dengan mengadakan penguburan hewan atau manusia yang dikubur. Mereka
beranggapan bahwa jika ada bencana alam berarti roh-roh alam sedang marah.
Tidak semua leluhur mempunyai tingkatan yang sama sebab diantara mereka
terdapat yang paling berkuasa. Dan sering terjadi anggota kelompok atau anggota
suku dalam tingkatan biasa dipuji untuk sementara waktu saja. Bentuk
sembahan yang merata diantara suku-suku Kupel Ngalum primitif adalah terhadap
roh pada pribadi agung yang merupakan pusat kultur sembahan leluhur. Roh-roh
para leluhur mayarakatb Aplim Apom dapat dipanggil untuk membantu
kesulitan masyarakat Alim Apom untuk menjamin kelestarian garis jalur
keturunan karena biasanya ada keyakinan bahwa roh para leluhur mendambakan
kelestarian garis yang memuji dia. Selain
itu roh para
leluhur diharapkan untuk menghindarkan penyakit atau wabah, membantu memberikan
hasil pertanian yang berlimpah. Dalam fenomena pemujaan terhadap roh para
leluhur terbentuk kultur sembahan yang dimuliakan roh leluhur dan leluhur ini
diyakini kedudukannya
KISAH
SEJARAH PENCIPTAAN MANUSIA APLIM APOM DARI APIWOL-APIWOL
A. PENDAHULUAN
Setiap Suku Bangsa di Dunia merajut kisahnya dalam bentuk
Cerita, Puisi, Lagu, Legenda dan Pantun bahkan legenda itu dirajut serta
diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari berupa Tradisi Budaya, Adat Istiadat,
Hukum atau Norma sebagai acuan suatu Tata Nilai Kemasyarakatan, maka di
Kabupaten Pegunungan Bintang adalah suatu Kabupaten yang terdiri dari
berbagai kisa cerita tentang kebudayan dari penciptaan sampai sekarang masih
menjadi misteri atau belum diketahui oleh suku-suku lain dari suku pegunungan
bintang? dan merupakan masyarakat memilki beragam bahasa/dialek, yang
berlandaskan pada satu ideology dan fisalsafat hidup adat istiadat, Sedang
keberagaman sertifikasi sosial masyarakat, ada suku, ada klent/marga, ada
rumah adat, dan masyarakat
setemapat, alam yang tampak dalam kisah 1000 cerita yang
belum di dokumentasikan, kisah cerita yangmerupkan suatu nilai kehidupan
social yang tampak di dalam kehidupan suku Aplim Apom yang bisa kita jumpai
dalam kehidupan sosial kemasyarakatan dari orang tua sampai pada
anak-anak, supaya kisah ceriata ini dapat bertahan dan dapat hidup dalam
pengaru Modern sekarang ke depan maka penulis kembangkan sebua wacana
yang disepakati oleh seluruh masyarakat Aplim-Apom, untuk itu diperlukan peran
intelektual yang kuat dan peran seluruh masyarakat Aplim Apom untuk dapat
memadukan dan menggerakan berbagai potensi yang ada guna mendokumentasikan
kisah penciptaan yang menjadi nilai dan norma kehidupan suku aplim-apom
dalam sebuah cerita yang dalam bentuk Buku agar bisa bertahan, bisa
dilihat, diransahkan oleh seluruh manusia, Dalam hal ini peran intelektual
sangat di perlukan menggerakan masyarakat untuk melakukan suatu gajian teoritis
dan penulisan kisah ceriata pencitrahan suku Aplim apom, untuk itu pada
kesempatan ini, kami berbicara mengenai kisah penciptaan suku Aplim-Apom
terdapat dalam system teradisional yang berada di Kabupaten Pegunungan
Bintang, untuk mengidentifikasi persoalan mengenai penciptaan Manusia
tradsional Aplim Apom, dalam penulisan penulis menelah tentang Ideologi,
filsafat, Rumah-rumah
adat Aplim-Apom, Marga/klent dan batas-batas Hak
hulayat adat Aplim Apom yang terdapat di Kabupaten Pegunungan Bintang.
B. GAMBARAN UMUM
Gambaran umum sejarah penciptaan yang harus dipahami
adalah suku Aplim Apom yaitu setelah Manusia Aplim-Apom yang di ciptakan oleh
Atangki, Lalu Atangki memberi mereka Ilmu pengetahuan dan harta maka
darisanalah Manusia pertama ini bergerak dari ulki menuju keseluruh tempat di
mana orang asli Aplim-Apom tinggal menetap, Manusia pertama yang diciptakan
oleh Atangki ini deberi nama “isomka” untuk pria dan untuk perempuan di
berinama “iyonkora”, menurut penceritaan para tua-tua adat ada yang mengatakan
mulai bergerak dari barat ke ara selatan kemudian ke timur, ke utara dan kembali
ke tempat yang awal penciptaan dan ada yang mengatakan dari arah barat ke
timur, dari visi dan misi perjalanan ini, isomka dan iyonkora mereka mulai
membagi ilmu pengetahuan dan harta yang mereka milki kepada Anak-anak mereka,
yang mereka lahirkan selama dalam perjalanan atau yang mereka lahirkan selama
masih di ulki. Ilmu Pengetahaun dan harta kekayaan yang bersifat fisik maupun
non fisik, sebagai landasan atau sumber hidup Anak-anak
mereka dan cucu-cucu mereka di masa yang akan datang, adapun pembagian harta
kekayaan yang fisik yang tampak jelas bisa kita lihat yaitu Apiwol, Tanah, air
dan non fisik misalanya ilmu pengetahuan tentang Adat istiadat dan
pengetahuan tentang pengolahan sumberdaya alam hayati dan non hayati dan
pengetahuan tentang batas-batas wilayah sebagai kekuasaannya.
APIWOL berasal dari bahasa ngalum yang berati rumah
adat dan selalu di asosiasikan menjadi Aip yang artinya rumah, I yang
artinya mereka dan Wol yang artinya jan di asumsikan menjadi “rumah yang
memberi mereka jalan kehidupan”, sebagai hak perwalian yang mewakilih hak
hulayat harta warisan nenek moyang. Konsep tentang terjadinya Apiwol-apiwol
memiliki banyak konotasi makna, variatif misalnya Tua-taua adat sering katakan
saya yang menjadi yang pertama dan benar atau memiliki berbagai tifologi
Apiwol-apiwol yang mewakli klent (apiwol uropmabin, apiwol kasibmabin, Apiwol
setamanki, Apiwol ningdana, Apiwol nalsa, apiwol alwolka, apiwol yamsin, dll),
Kisah penceritaan kelen melalui apiwol sangat evolutif
dan dinamis karena konsep kisah terjadinya manusia selalu mengalami perubahan
fersi cerita
misalnya tentang gagasan-gagasan penceritaan kisah
terjadinya apiwol yang pertama dan kelent atau marga pertama dari pada masa
awal, pertengan dan akhir terjadi manusia Aplim Apom samape sekarang ini ada,
cerita tidak sesuai dengan gagasan-gagasan kisah penciptaan yang satu ini
menjdi fariatif atau yang sebernarnya, misalnya tetang alat-alat peletakan
dasar terbentuknya apiwol yang telah diberikan oleh nenek moyang mereka, persamahan
pemahaman teradap kisah cerita sejarah terjadinya Manusia Aplim Apom Apiwol
saling mengklaim misalnya kisah cerita apiwol maraga satu dengan apiwol marga
yang lainya berbeda pendapat walaupun cerita hampir mirip
Ap-Iwol (Rumah Adat) merupakan tempat dari pusat seluruh
kegiatan-kegiatan yang menyangkut ideologi, filsafat hidup suku Aplim Apom,
pusat dari seluruh Ilmu pengetahuan yang menyangkut kehidupan sosial masyarakat
Adat setempat berupa ekonomi maupun politik, dan pusat dari kegiatan
keorganisasian masyarakat.
Pada awal pembagian harta kepada anak-anak meraka
disanalah awal dari penyebaran Apiwol di seluruh wilayah suku Aplim-Apom itu
berada yang berasal dari satu nenek moyang dan sumber kehidupan yang kita
pahami dalam kajian
studi yang kami tulis dalam pemahaman tentang
kisah-kisah cerita penciptaan yang kita bisa jumpai dalam diri seorang
Aplim-Apom atau kepala Apiwol, penceritaan Keasilaan Apiwol, ideologi, dan
filsafat (yang Kas) yang berasal dari nenek moyang ini sering berbeda pendapat
maupun saling mengklaim antara Apiwol yang satu dengan Apiwol yang lain
mengenai penciptaan sampai pada manusia Aplim apom itu berada. Pemahaman
tentang perluh Apiwol di butuhkan suatu kajian studi yang melingkupi
seluru Apiwol yang ada dan tersebar di wilayah suku aplim-apom yang berasal
dari nenek moyang sebagai satu kesatuan, dalam mendokumentasikan kisah cerita
ini, dengan bentuk mendokumentasi tulisan harus, melakukan penelitihan
menyeluruh dari seluruh apiwol yang terdapat dan tersebar di suku Aplim-Apom
dan tidak boleh mendokumentasikan dari satu apiwol atau satu orang kepala
Aopiwol saja.
Pemahamannya tentang kisah penciptaan manusia Aplim apom
harus di akui bawah suku Aplim Apom tidak berasal dari apa dan apa, tapi?
Manusia Aplim Apom itu Diciptakan Oleh Atangki (Tuhan) di Abenong Aplim
Apom atau Abenong Ulki (di bagian timur puncak yamin), Dan kisah
penciptaan ini belum perna didokumentasikan maka tulisan ini tidak membutuhkan
suatu kajaian pustaka
untuk mendukung penulisan ini, namun lebih berdasarkan
pada suatu kegiatan yang bersifat ilmiah dengan terjun langsung ke lapangan
(interviu) dengan pihak-pihak yang bersangkutan yaitu kepala-kepala Apiwol.
Begitu pula dengan Kisah penceritaan mengenai kelen
atau marga itu bermula dan berkembang sampai sekarang pemahaman teraap kelent
yantu diciptakan dan di karunia anak oleh Atangki maka mereka beri nama kepada
anak-anak mereka dengan nama: urop, kasip, kaklar, kalak/Ning dan alwol dari
anak-anak inilah mulai berkembangnya sistem marga atau klent yang bisa kita
jumpai dalam diri sistem suku yang berasal di suku aplim apom.
Nenek moyang mereka membagi menjadi dua
klompok kelen besar yang disebut dengan basen (Api) dan tukon (Air), Nenek
moyang suku Aplim-Apom berasal dari satu nenek moyang yang mana saya
sebutkan diatas (isomka dan iyonkora), maka untuk pemaknaan terhadap kisah
penyebaran masyarakat adat suku Aplim-Apom lebih di harakan pada klent
dan marga yang merupakan cikal bakal dari nenek moyang satu ini.
Pada awal pembagian harta kepada anak-anak disini pula
ditentukan batas-batas wilayah klent/marga, batas-batas dari wilayah tersebut
meliputi Ok (air) dan
mangol (Tanah) yang merupakan wilayah hak hulayat
marga/klent yang bersangkutan. Lambat laun sistem marga ini mulai berkembang
dengan memeliki beberapa anak cabang serta penyebutan marga berbeda karena di
pengaruhi bahasa dan dialek walaupun peyebutan artinya sama.
Suku Aplim-Apom terbagi atas 5 suku diantaranya suku
Ngalum, suku kupel/ketengban, suku murop, suku batom dan kambom yang mempunyai
wilayah dan batas-batasnya yang jelas telah di gariskan oleh nenek moyang
mereka pada sahat pembagian harta sebagai harta pusaka mereka, termasuk
apiwol-apiwol yang tersebar di wilayah suku Aplim Apom, apiwol-apiwol yang ada
mewakili Tiap-tiap klent/marga yang merupakan berasal dari satu sumber.
Yang perlu di gaji oleh kaum intelektual adalah sebagai
berikut:
.
1. IDEOLOGI SUKU APLIM APOM
2.
FILSAFAT HIDUP SUKU APLIM APOM
3.
MARGA/KLENT SUKU APLIM APOM
4.FERSI CERITA MENURUT APIWOL-APIWOL SUKU APLIM APOM
5. BATAS-BATAS WILAYAH SUKU
APLIM APOM
6.
RUMAH-RUMAH ADAT PEGUNUNGAN BINTANG
Supaya
Lambat laun Apiwolo sistem budaya yang diakui sebagai sebua sistem nilai
kemanusian yang paling menjajikan masah depan suku Aplim apom dan pada dasarnya
sistem Apiwol sesuai dengan nilai nilai luhur Aplim Apom yang memanusiakan
manusi.anggapan ini mucul karena berbagai faktor di antaranya sudah bertahan
lama.
Diposkan
20 Januari 2012
oleh
Add a commen
Dalam upaya memperjuangkan hak-hak
pemain, Bambang Pamungkas dan rekan-rekannya di Asosiasi Pesepakbola
Profesional Indonesia (APPI) telah menemui berbagai pihak terkait untuk mencari
penyelesaian dan jalan keluar. Mereka menghadapi tekanan dari sana-sini,
terutama dari pihak-pihak yang merasa terganggu dengan langkah-langkah APPI.
Apakah Bepe bersama rekan-rekannya di
APPI keder dan ciut menghadapi semua tekanan itu? Apakah mereka akan tetap
jalan terus di jalur gerakan memperjuangkan hak-hak pemain? Berikut lanjutan
wawancara dengan Bepe:
Terkait perjuangan Anda di APPI,
bagaimana respon pihak-pihak terkait, seperti PSSI, KPSI (Komite Penyelamat
Sepakbola Indonesia), operator liga, pemerintah, dan lain-lain?
Jujur, ini memang sesuatu hal yang
agak sedikit berat bagi kami, bagi saya secara pribadi. Ketika kita membela
kepentingan pemain, kita dihadapkan banyak hal. Dengan klub yang berlawanan
dengan kita, dengan regulator
liga, dengan pemerintah yang
memfasilitasi. Artinya, bahwa saat ini pemain dibenturkan pada segala sisi.
Ketika saya berurusan membela
pemain-pemain di ISL (Indonesia Super League), saya akan berbenturan dengan
klub ISL dan KPSI. Ketika saya membela pemain-pemain di LPI (Liga Primer
Indonesia), saya akan berhadapan dengan PSSI dan PT LPIS (Liga Prima Indonesia
Sportindo). Artinya, ini menjadi sebuah keharusan bagi kami untuk melakukan hal
itu.
Tetapi, sekali lagi sejauh ini memang
kami kurang puas dengan tanggapan mereka. Akan tetapi, kami selalu berusaha
untuk memperjuangkan pemain. Karena pada saatnya nanti, saya yakin, orang akan
tahu bahwa sepak bola tidak bisa dimainkan tanpa pemain.
Apa yang membuat Anda merasa tidak
puas?
Karena bagaimana izin liga bisa bergulir,
sementara tanggungan kewajiban klub masih begitu banyaknya. Padahal,
jelas-jelas tertera ketika ada tanggungan klub belum selesai, liga tidak akan
berjalan. Nyatanya sekarang (liga) tetap berjalan. Itu menjadi hal yang sangat
mengecewakan bagi pemain.
Termasuk tidak puas pada pemerintah
yang memberi lampu hijau bergulirnya liga?
Jelas. Mungkin Anda mengerti sendiri
ketika kami bertemu BOPI (Badan Olahraga Profesional Indonesia), ketika kami
bertemu pemerintah, bahwa
keberpihakan pada pemain itu masih
sangat minim, menurut saya pribadi. Sehingga, ke mana lagi kami memperjuangkan
hal ini ketika pemerintah pun memberi kelonggaran pada klub untuk menjalankan
regulasi yang mereka tetapkan.
Artinya, bahwa saya setuju ketika
kemarin pemerintah menyatakan ini pembelajaran buat semua. Saya setuju. Pemain
juga menerima pembelajaran. Tetapi, perlu diingat, pembelajaran ini tidak hanya
satu sisi. Artinya, harus berjalan bersama-sama.
Ketika pemerintah mengatakan ini
pembelajaran buat pemain, mereka juga harus memberi pembelajaran kepada klub.
Dengan apa? Dengan menekan mereka bahwa mereka juga harus mengikuti peraturan
yang memang sudah ditetapkan bersama. Jadi, harus ada dua sisi yang sama-sama
berjalan sebagaimana mestinya.
Karena, saling mengerti itu harus dari dua arah, tidak satu arah.
Kabarnya Anda dan kawan-kawan
mendapat teror terkait langkah memperjuangkan hak pemain?
Saya tidak ingin mengatakan itu
sebuah teror. Tetapi, bahwa itu mungkin sebuah apresiasi yang agak sedikit
melenceng. Artinya, keberadaan beberapa tekanan ini membuktikan bahwa kami
mulai dipandang, kami
mulai mendapatkan atensi mereka.
Bahwa mereka mulai sadar bahwa kekuatan pemain itu luar biasa.
Cuma satu hal yang saya sayangkan,
pemain sendiri masih belum menyadari akan hal itu. Sehingga, sejujurnya pemain
di Indonesia belum bisa disatukan dalam satu suara untuk menentukan apa
keinginan mereka. Ini yang membuat kami dari APPI sedikit prihatin, mengingat
kami berjuang untuk membela mereka, tetapi di sisi lain pemain tidak ingin
berjuang untuk membela diri sendiri.
Jadi, bagi saya, segala tekanan yang
APPI alami adalah sebuah apresiasi yang mungkin sedikit salah. Tetapi, bagi
saya, itu sebuah motivasi bahwa perjuangan kami diperhatikan.
Tekanan itu berupa apa?
Saya tidak ingin merinci satu per
satu. Karena, saya tidak tahu, apakah tekanan itu kepada saya atau Ponaryo
(Astaman) atau Valent (Valentino Simanjuntak, General Manager APPI) atau exco
yang lain, saya tidak tahu. Tetapi jujur, bahwa pada akhirnya kami dibenturkan
pada sesama kami sendiri.
Ada mantan teman kami yang sudah
pensiun dan bekerja di salah satu pihak. Ia bicara tidak dalam arti menekan,
tetapi memberikan, "Ayolah.. sebagai teman". Menurut saya, itu yang
paling susah, di mana ia bicara sebagai teman.
Tetapi, sekali lagi, bahwa kita
bicara ke depan, kita bicara mungkin anak saya nanti, cucu saya nanti, ingin
berkarier sebagai pemain sepak bola.
Artinya, kita ingin menata sebuah
pondasi kuat untuk mereka (agar) nantinya lebih nyaman bermain. Itu yang
penting, dengan apa pun kondisinya dari yang sekarang harus kita jalani.
Tekanan itu datang dari mana saa?
Ya, banyak. Tetapi, sekali
lagi, saya tidak ingin merinci itu. Memang ada hal itu terjadi, tetapi itu
tidak akan mengurangi niatan kami, APPI, untuk memperjuangkan pemain.
Ada pihak yang menyebut APPI seperti
LSM (lembaga swadaya masyarakat) yang mengusung bendera sosialis di tengah
iklim kapitalis. Apakah strategi saat ini sudah tepat?
Saya tidak melihat strategi itu
sebagai masalah. Karena, bagi saya, begini. Sesimpel ini: bagaimana seorang
bekerja, katakanlah seorang pembantu bekerja kepada majikannya, ketika orang
tersebut tidak mendapatkan haknya selama lima bulan, sebuah hal yang wajar
ketika dia menanyakan, "Kapan saya akan digaji?" Sesimpel itu.
Kita tidak meminta gaji plus bonus
plus bunga. Tetapi, hak kami selesaikanlah. Karena kami sudah menyelesaikan
kewajiban kami. Itu saja, sesimpel itu. Bagaimana mereka berpikir bahwa ini
strategi yang salah ketika, katakanlah ada pemain yang saat meninggal belum menerima
haknya. Di mana hati nurani mereka untuk melihat permasalahan itu?
Saya tidak ingin menanggapi itu
terlalu serius. Akan tetapi, saya berpikir, apakah iya, ketika pemain dalam
kondisi seperti itu, mereka berpikir kami
ini tidak realistis dalam berjuang?
Kan tidak seperti itu. Jadi, bagi saya, sesimpel itu permasalahannya. Tetapi,
kenapa mereka menanggapinya dengan begitu berlebihan?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar