Minggu, 12 Januari 2014

HAM PAPUA: KASUS HAM DI PAPUA



Jayapura : Meski di Papua sering diteriakkan kasus-kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM), namun dalam sidang umum PBB yang khusus membahas pelanggaran HAM di seluruh dunia pada Maret 2012 lalu tidak ada pembahasan mengenai masalah Papua. Hal itu diungkapkan Koordinator Faith-based Network on West Papua, Kristina Neubauer dalam sesi dialog saat peluncuran Laporan Internasional Tentang HAM di Papua Tahun 2010-2011, di Gedung Sophie, P3W, Padag Bulan, Sabtu (21/4).
Kristina menegaskan bahwa Ia mengikuti proses sidang yang merupakan agenda tetap PBB yang digelar kurang lebih tiga minggu di bulan Maret 2012 lalu dari awal hingga akhir. “Tidak satupun pembahasan tentang  Papua dalam sidang,” ungkapnya di depan sekitar 200 undangan dari berbagai komponen di Papua.
Dalam peluncuran yang menghadirkan tiga tokoh orang asli Papua, masing-masing Anggota DPRP, Ruben Magai, Tokoh Agama, Socratez Sofyan Yoman dan Anggota Komnas HAM Perwakilan Papua, Mathius Murib, Kristina menekankan bahwa kendala utama mengapa di luar negeri kurang ada respon terkait masalah Papua, adalah kurangnya data.
“Harus ada dokumentasi dan data-data lengkap. Mereka tidak mau cerita banyak. Fakta-fakta dalam bentuk data itu saja yang dibutuhkan,” ungkapnya.
Untuk itu Ia mengharapkan kepada semua pihak di Papua untuk sedapat mungkin mendokumentasikan dengan baik semua peristiwa yang terjadi. “Saya punya saran mulai saat ini kumpulkan data-data semua palanggaran HAM di Papua. Ini sangat penting,” tegasnya. Sedangkan Pdt. Socratez Sofyan Yoman menanggapi tentang

laporan HAM tersebut sebagai satu yang ditunggu-tunggu. Dikatakan bahwa bicara tentang berbagai hal boleh, tapi hendaknya dibuat laporan. “Karena di dunia luar negeri itu budaya bacanya tinggi,” ungkapnya.
Ia juga menyatakan bahwa Papua saat ini menjadi incaran sejumlah negara besar di dunia, yang tentunya akan lebih mendukung Pemerintah Indonesia.  “Ada satu jalan yang bisa ditempuh. Hanya satu dan itu pasti didukung dunia luar, adalah dialog. Sehingga saya katakan bahwa Gereja sejak lama terus berupaya mendorong tercapainya dialog itu,” ungkapnya.
Ruben Magai yang menanggapi sejumlah pernyataan dari undangan terkait kinerjanya dalam menanggapi aspirasi orang Papua, seperti penolakan terhadap Otsus, dikatakan bahwa DPRP dalam posisi sebagai fasilitator saja.  “Yang punya kewenangan menjawab itu negara,” tegasnya.
Dan terkait aspirasi Otsus Gagal dan telah dikembalikan ke Jakarta, Ruben menduga bahwa Unit Percepatan Pembanguan Papua dan Papua Barat (UP4B) adalah satu jawabannya dari Pemerintah.
Persatuan pandangan bagi orang Papua, menurut Ruben itu sangat penting. Namun yang terjadi adalah banyak pandangan dan aspirasi yang muncul, dan masing-masing tidak ada yang mau mengalah.
“Konteksnya ini menunjukkan ke dunia bahwa kamu tidak bersatu. Karena ada yang bicara merdeka, ada yang mau referendum, ada yang dialog,” tegasnya.
dicontohkannya seperti saat digelar Kongres Rakyat Papua III, terjadi penolakan oleh kelompok OPM. “Kita mau taggapi binggung. Lebih baik kita diam,” lanjutnya.
Dipaparkan Kristina Neubauer dalam ringkasan isi laporannya mengatakan bahwa, laporan internasional tentang HAM di Papua Tahun 2010-2011 sendiri, adalah hasil kerjasama antara tiga lembaga HAM internasional dan Asian Human Rights

Commision (AHRC).
Laporan tersebut, dikatakan bahwa sudah diluncurkan di dalam bahasa Inggris pada tanggal 2 November 2011 di Genewa, Swiss. Judul asli di dalam bahasa Inggris adalah “Human Rights in Papua 2010/11”.
Untuk peluncuran laporan HAM internasional di Genewa, Kedutaan Besar RI di PBB juga diundang hadir. Di dalam sebuah dialog dengan FBN serta LSM-LSM internasional lain, wakil dari pemerintah Indonesia sudah mengatakan sebagai respon terhadap laporan HAM internasional bahwa ‘Perlindungan HAM sudah menjadi salah satu prioritas dari pemerintah Indonesia. “Kami dari FBN sangat tidak setuju dengan statemen tersebut, karena perlindungan HAM belum menjadi prioritas Pemerintah Indonesia di Tanah Papua. Bahwa perlindungan HAM belum dijamin di tanah Papua dapat dibuktikan dengan laporan terbaru dari FBN,” ungkapnya.
Laporan HAM 2010/2011 tersebut, dikatakan adalah mendokumentasikan pelanggaran HAM dari aspek sosial, politik, ekonomi dan budaya terhadap masyarakat asli Papua di tahun 2010/11.
“laporan ini tidak mencakupi semua pelanggaran HAM yang ada, karena banyak pelanggaran HAM di Papua masih terjadi dalam gelapan dan tidak dapat dilaporkan hingga saat ini,” ungkapnya.
Diposkan 23rd January oleh Darkon sitokdana









MANUSIA APLIM APOM SEBELUM PERADABAN
BAB I
PENDAHULUAN

Aplim Apom adalah tempat dimana Atangki ( Allah ) menciptakan manusia pertama dan alam semestanya. Aplim Apom atau orang lebih sering menyebut puncak mandala merupakan dua gunung ternama di Kabupaten Pegunungan Bintang Provinsi Papua. Menurut mitos masyarakat Kabupaten Pegunungan Bintang, mereka diciptakan di sana dan menempatkan di setiap pinggiran sungai-sungai di wilayah barat, timur, utara dan selatan dari gunung Aplim Apom. Sejumlah sungai yang dimaksud adalah Okpapi, Oksop/Digul, Okbi, , Okbab ,Okyip, Oknangul, bime, Meme, Borme, Bime,Tanime, Eipomek, Okbem, Oktau, Oktahin,dsb. Dengan demikian mereka disebut manusia Aplim Apom artinya dari sanalah awal mula mereka diciptakan. Sejak turun temurun manusia Aplim Apom bertumbuh dan berkembang menjadi 7 suku besar yaitu; Kupel, Ngalum, Murob, Kambom, Kimki, Lepki, una ukam.
Pemahamannya tentang kisah penciptaan manusia harus di akui bahwa suku-suku di sana diciptakan oleh Atangki (Allah) digunung Aplim Apom. Kisah penciptaan suku-suku tersebut belum didokumentasikan maka tulisan ini tidak membutuhkan suatu kajian pustaka untuk mendukung penulisan ini, namun lebih berdasarkan pada suatu kegiatan yang bersifat ilmiah dengan interview langsung dengan pihak-pihak yang mempunyai kapasitas seperti kepala-kepala Apiwol atau kepala-kepala suku,(Rumah Adat).


BAB II
LETAK GEOGRAFIS APLIM APOM DAN WILAYAHNYA


A.    Keadaan Iklim

Keadaan iklim di Aplim Apom (puncak mandala) Kabupaten  Pegunungan Bintang  adalah iklim  tropis.  Oleh karena itu pada keadaan iklim tropis ini pada waktu pagi hari dan malam hari. Keadaan iklim secara umum suhu  berkisar antara 22 0C -49 0C. Keadaan iklim di masing-masing kutup: kutup Utara, Selatan, Timur, Barat. Pada kutup Utara pada siang suhu berkisar antara 20 0C -35 0C dan pada malam hari 23 0C -34 0C  sedang pada lintang Selatan suhu berkisar antara 27 0C -39 0C pada malam hari 24 0C -40 0C dan  pada lintang Timur suhu berkisar 25 0C -35 0C , kutup Barat suhu pada siang hari  berkisar antara 22 0C -34 0C, malam hari suhu berkisar antara  250C -350C. Maka dapat di lihat dari suhu masing-masing kutup, dapat mengambarkan bahwa  di suku Kupel-Ngalum di kabupaten pegunungan bintang  sangat bervariasi keadaan iklimnya  antara pagi hari dan malam hari.  Sehingga dapat dikatakan iklim tropis.  Oleh karena itu, manusia Aplim Apom (puncak mandala) kebanyakan  melakukan aktivitas pada pagi hari dan siang hari sedangkan pada malam hari yang melakukan akativitas hanya sedikit orang. Dalam hal ini orang melakukan aktivitas siang antara lain :  berkebun ,mandi dan melakukan aktivitas lainnya.
Oleh sebab itu waktu untuk melakauakan kegiatan sesuai dengan berat ringannya jenis kegiatan yang dilakukan artinya bahwa bila pekerjaannya berat orang akan melakukan kegiatan pada hari hingga sore hari dan sebaliknya bila pekerjaan ringan akan melakukan kegiatan pagi,siang,dan sore hari.  Kebanayakan waktu yang dipakai oleh masyarakat Aplim-Apom adalah matahari karena


kebiasaan yang mengikuti arah matahari. Dengan demikian matahari untuk menghitung waktu tergantung pada posisi matahari. Untuk menghitung waktu melihat posisi bayangan orang tersebut antara lain jam enam (6) pagi, jam Sembilan (9) pagi , jam dua belas (12) siang dan jam tiga (3) sore  berdasarkan terbitnya matahari dan terbenamnya matahari. Namun khusus  untuk sore hari biasa ditandai dengan teriakan suara jangkrik (Nganam : sebutan bahasa Ngalum), saatnya mau pagi bias juga diketahui dengan siulan  burung (Nal Wengkaldon : sebutan bahasa Ngalum), di daratan dan sepanjang sungai dengan siulan burung yang berbeda dari berbagai macam burung.
Kemudian pada saat tiba musim apa saja dapat di tandai dengan ada tanda-tanda tertentu yang nyata maupun tidak nyata dapat di rasakan oleh masyarakat setempat misalanya, musim hujan, musim kemarau, dan musim semi. Karena masyarakat suku Kupel-Ngalum sudah terbiasa sehingga bila tiba musim seperti di atas bukan kejadian aneh bagi masyarakat dan masyarakat dapat mempersiapkan diri untuk menghadapi musim tersebut.
Pada musim hujan masyarakat Aplim Apom (pegunungan bintang) tidak melakukan banyak aktivitas karena pada musim hujan ini semua jalan menuju tempat aktivitas  dapat dipenuhi oleh air hujan, dapat menyebabkan kebanjiran serta naiknya lumpur di sepanjang jalan. Lalu pada musim hujan seperti ini suhu dapat di perkirakan mencapai 20 0C -30 0C. Sedangkan pada musim kemarau masyarakat setempat dapat melakukan aktivitas antara lain: berburuh, bertani,dll, karena pada musim ini suhu dapat diperkirakan mencapai 35 0C -48 0C. sehingga masyarakat bila berada di rumah merasakan kepanasan lebih dari suhu tubuh normal maka lebih banayak mencari tempat-tempat yang mereka merasa aman misalanya di sepanjang sungai, hutan. Kemudian pada musim kemarau mereka


melakukan aktivitas seperti pada musim hujan dan musim semi suhu di perkirakan mencapai 24 0C -49 0C.

B.     Keadaan Demografi

Letak keadaan demografi  dapat di lihat dari suatu aksioma bahwa setiap peristiwa sejarah senantiasa memiliki lingkup temporal dan spasial (waktu dan ruang) dimana keluruhannya merupakan factor yang membatasi fenomena sejarah tertentu sebagai unit atau kesatuan. Karena demikian sejarah dan geografi terkait ibarat kaitannya dengan : pelaku, waktu dan ruang secara terpadu. Dengan demikian letak geografis di suku Kupel-Ngalum Kabupaten Pegunungan Bintang dibawah gunung puncak mandala (Aplim-Apom) dengan ketinggian berkisar antara ± 9.400 kaki dari permukaan laut. Kemudian ibukota kabupaten pegunungan bintang tepatnya  di oksibil.  
Letak wilayah Kabupaten Pegunungan Bintang, dibagian Selatan berbatasan langsung dengan  Kabupaten Merauke dan beberapa kabupaten lain kemudian bagian Timur berbatasan langsung dengan Negara tetangga Papua New Guinea, bagian Utara berbatasan langsung dengan Kabupaten Keroom, kabupaten Jayapura serta bagian Barat bebatasan langsung dengan Kabupaten Yahukimo.  Kabupaten Pegunungan Bintang  mempunyai potensi alam yang sangat besar. Potensi alam yang dimiliki oleh Kabupaten Pegunungan Bintang antara lain : aneka tambang, rotan, damar, buah pandan, buah merah dan masih banyak potensi alam yang terkandung di tanah aplim apom sedangkan potensi sumberdaya manusia yang berpendidikan mencapai 80 % dan non berpendidikan 20 %. Tanah Aplim-Apom juga mempunyai daerah yang sangat luas dan setiap distrik serta kampung dapat


dibatasi oleh berbagai macam gunung dan sungai. Setiap manusia Aplim-Apom mempunyai ciri khas dari 6 suku yang ada di Kabupaten Pegunungan Bintang dan dari 6 suku ini terdiri dari ± 32 distrik. Untuk itu salah jalan yang ditempuh oleh pejabat dan masayarakat kabupaten pegunungan bintang untuk menjangkau dari satu distrik ke distrik lain atau dari Jayapura-Sentani ke Oksibil atau ke distrik langsung adalah pesawat udara. Kemudian untuk  antar distrik dan kampung dapat ditempuh dengan jalan kaki selama 2 jam-12 jam bahkan 1-3 hari. Oleh karena itu masyarakat Aplim-Apom melakukan kegiatan dari pagi sampai sore saja, karena sebagian besar distrik dan kampung tidak  mempunyai penerangan untuk  melakukan aktivitas pada malam hari. Mata pencarian masyarakat Aplim-Apom adalah berburuh(Kukus, Burung, Babi Hutan dan sebagainya) sedangkan para petani hanya berkebun. Kehidupan masyarakat Aplim Apom tidak terlepas dari alam karena alam dalam hal ini kepercayaan lebih percaya pada masing-masing suku sesuai ciptaan Tuhan (Atangki).

 BAB IV
SISTEM PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TRADISIONAL APLIM APOM
      a.            Sistem Pendidikan Tradisional
             I.            Ap Iwol
a.      apiwol
Apiwol (Bahasa Ngalum) adalah bangunan rumah adat dari marga/sub marga tertentu. Setiap marga/sub marga memiliki Apiwol masing-masing. Fungsi dari Apiwol adalah tempat menyimpan benda-benda pusaka, pusat rahasia hidup suatu marga/sub marga, tempat pendidikan pendewasaan bagi kaum laki-laki. Misalnya Uropmabin dilarang masuk ke Apiwol Siktaop begitu juga sebaliknya kecuali ada marga/sub marga tertentu yang dianggap orang yang netral bisa mengetahui rahasia hidup, benda suci/sakral dari marga/sub marga tertentu, misalnya yang dianggap netral adalah marga Mimin. Kaum laki-laki yang belum didewasakan (Inisiasi) dan semua kaum perempuan tidak diperkenankan untuk mendekati lingkungan sekitar Apiwol  apalagi  masuk bangunannya. Aktivitas yang dilakukan di Apiwol adalah upacara ritual seperti syukuran, pemberkatan, penguatan dan pendewasaan.
          II.            Pendidikan Bokam
b.      Bokam
Bokam (Bahasa Ngalum) adalah bangunan rumah/ tempat tidur khusus bagi kaum laki-laki tetapi tidak terbatas pada suatu marga/submarga tertentu. Bokam tidak menyimpan rahasia-rahasia penting/ benda sakral, sehingga kaum laki-laki yang belum diinisiasikanpun bisa tidur di Bakom. Tempat ini lebih banyak dihuni kaum remaja dan dewasa yang belum menikah.
       III.            Pendidikan aip
c.       Aip
Pengertian Aib (Bahasa Ngalum) secara umum adalah bangunan atau rumah tetapi Aip juga merupakan salah satu nama dari 4 jenis rumah suku  Kupel,Ngalum. Jadi Aip yang dimaksud  adalah pusat perekonomian keluarga, tempat tinggal orang yang sudah berkeluarga, tempat tinggal anak-anak yang belum diinisiasikan secara adat, tempat bertemunya orang tua, dewasa, remaja dan anak anak. Seorang anak laki-laki yang sudah diinisiasikan secara adat dan orang dewasa bujang bisa dapat beraktivitas di Aip tetapi tidak diperkenankan untuk tidur, begitupun dengan perempuan yang sedang menstruasi tidak diperkenankan untuk masuk ke Aip selama masa menstruasi.  


       IV.            Pendidikan Sukam
d.      Sukam (apdikip)
Pendidikan sukam (Bahasa Ngalum) membekali perempuan dengan pola hidup adat Aplim Apom sehingga mampu melakukan segala nilai-nilai yang diberikan Atangki. Pendidikan sukam merupakan pendidikan yang khusus bagi perempuan dan pendidik atau pembinanya adalah  ibu kandung, ibu-ibu yang dituakan atau dianggap mempunyai kapasitas. Pendidikan ini lebih banyak dilakukan seorang ibu terhadap anak perempuan secara rutin sehingga apa yang diajarkan melekat pada dirinya dan menjadi bekal yang tidak terpisahkan dalam hidupnya. Pendidikan ini lebih pada bagaimana seorang ibu mengajarkan anak perempuannya menyikapi ketika masa menstruasi tiba atau proses persalinan dilakukan. Semua proses yang dilakukan menjadi rahasia hidup bagi perempuan sehingga tidak diketahui oleh laki-laki. Berikut langkah-langkah yang dilakukan seorang perempuan ketika masa menstruasi tiba. Memberitahukan kepada orang tua, saudara atau teman dekat. Seorang perempuan diharuskan tinggal di sukam selama masa menstruasi, artinya perempuan tidak tinggal di Aip dan segala kebutuhan makan dan minum diantar dari Aib ke Sukam oleh perempuan.  Seorang perempuan tidak bekerja selama masa menstruasi. Seorang perempuan tidak beraktivitas atau tinggal bersama laki-laki selama masa menstruasi. Setelah masa menstruasi selesai bisa dapat kembali ke Aip akan tetapi kurang lebih 2 hari dilarang untuk berdekatan dengan laki-laki karena dianggap belum bersih normal. Dan  Apdikip (Bahasa Ngalum) adalah bangunan rumah/tempat tidur bagi perempuan yang sedang menstruasi dan tempat persalinan ibu hamil. Selama menstruasi perempuan tidak diperkenankan untuk ke Aip dan tidak mendekati atau melakukan aktivitas bersama laki-laki.
  
1.     Tari Tarian Adat
I.                  OKSANG
Atangki (Allah) menciptakan manusia di Aplim Apom dan memberikan karuniaNya untuk hidup sesuai dengan harapan, yaitu hidup bersosial dalam menjaga, mengelolah seluruh ciptaanNya. Salah satu karunia Atangki yang kita rasakan adalah tarian oksang. Tarian oksang adalah tarian khas suku Ngalum yang dimainkan oleh sekumpulan orang bertujuan untuk memupuk cinta persaudaraan, perdamaian, dan kesejahteraan. Tarian oksang dapat dibagi menjadi dua yaitu; oksang aip (dalam bangunan) oksang mangol (diluar bangunan). Tarian oksang mempunyai makna politik, ekonomi, sosial, kesehatan, pendidikan yang tentunya bermanfaat bagi kehidupan manusia Aplim Apom. Tujuan utama pendirian bangunan oksang aip adalah untuk meningkatkan perekonomian rakyat. Tarian oksang tidak asing bagi orang Aplim Apom terutama bagi suku Ngalum karena satu-satunya tarian khas suku Ngalum  yang populer adalah tarian Oksang, namun apakah generasi suku Ngalum sekarang telah menguasai tarian oksang?. Berikut kami uraikan domain kognitif  terhadap tarian oksang sehingga orang Ngalum benar-benar dapat mengetahui sejauh mana level kognitifnya.
1.      Pengetahuan (Knowledge). Orang yg berada di level ini bisa menguraikan definisi dari oksang, dan karakteristik oksang. Level ini seseorang belum bisa memaknai dan menari tarian oksang.
2.      Pemahaman (Comprehension). Orang yang berada di di level ini bisa memahami dan memaknai tetapi belum bisa menari tarian oksang.
3.      Aplikasi (Application). Ditingkat ini seseorang mampu merangkum mengaplikasikan/ menari tarian oksang.
4.      Analisis (Analysis). Di level ini seseorang akan mampu memilah-milah tarian atau bangunan tarian oksang yang baik dan buruk, membanding-bandingkan tingkat keparahan dari setiap penyebab, dan menggolongkan setiap penyebab kegagalan ke dalam tingkat keparahan yg ditimbulkan.


5.      Sintesis (Synthesis). Di tingkat ini seseorang mampu memberikan solusi permasalahan yang terjadi di tarian oksang berdasarkan pengamatannya terhadap semua penyebab turunnya kualitas tarian oksang.
6.      Evaluasi (Evaluation). Di tingkat ini seorang mampu menilai alternatif solusi yg sesuai untuk dijalankan berdasarkan efektivitas, urgensi, nilai manfaat, dan nilai ekonomis. Setelah mengetahui domain kognitif, kira-kira rekan-rekan pembaca masuk level mana?. Domain kognitif diatas hanya menguraikan kognitif rekan-rekan pembaca tentang tarian oksang. Banyak yang sudah berada dilevel kognitif yang paling tinggi dari penulis, akan tetapi tidak mengurangi rasa optimisme penulis sebagai putra daerah Aplim Apom akan terus mencoba menggali suatu rahasia dibalik tarian oksang. Tarian oksang adalah industri profit yang berkembang sejak awal penciptaan manusia di Aplim Apom. Mengapa dikatakan profit?, karena bangunan oksang dipakai untuk mencari keuntungan, walaupun tidak terlihat secara jelas karena lebih menonjol pada jasanya. Misalnya, tamu undangan penari oksang selalu membawa imbalan/ benda-benda berharga untuk memberikan kepada pemilik oksang aip dan sebaliknya pemilik menyiapkan barang-barang berharga untuk tamunya, jadi terjadilah barter.
 BAB. V
RELIGI (KEPERCAYAAN)
Pada zaman dahulu masyarakat aplim apom kepercayaan masyarakat aplim apom pada zaman dahulu adalah mereka peceya kepada animisme dan dinamisme dan percaya pada alam gaib. Pada zaman dahulu nenekmonyang aplim apom mengenal tuhan sebelum injil masuk di aplim apom. Masyarakat zaman dahulu mereka percaya pada tempat-tepat yang di anggap gaib dan kepercayaan pada zaman dahulu itu tergantung pada alam. Masyarakat pada zaman dahulu mereka


mengenal tuhuan namun mereka tidak mengenal agama. Kepercayaan manusia aplim apom pada zaman prasejarah adalah mereka lebih percaya sepenuhnya kepada alam. masyarakat frimitip aplim apom tidak mengenal agama namun mereka percaya kepada alam dan kehidupan mereka pada zaman dahulu itu  terjamin dengan baik. Namun pada masa sekarang banyak pengaruh luar yang masuk di aplim apom maka budaya asli yang di miliki oleh masyarakat aplim apom hampir hilang karena banyak pengaru luar yang memengaarui mayarakat setempat.Pada zaman dahulu masyarskat  aplim apom peercaya pada alam gaib.
Manusia aplim apom  telah pandai membuat alat-alat dari batu  dengan keterampilan dan keahlian khusus.
 Teknik pembuatan  benda dari batu seperti kapak batu yang kasar asa menjadi alus untuk dipakai sebagai alat model kapak. Dan tingkat perekonomian mencapai kemakmuran dalam kehidupan mereka. Namun mereka sudah mengenal perkebunan,Alat-alat yang dihasilkan : kapak batu dan alat perkebunan lainya. Telah mencapai tarahap  perkembangan sosial ekonomi yang mantap.Sejak zaman dahulu masyarakat aplim apom  mengenal hidup mentap di suatu tempat namun yang berpinda-pinda tempat adalah lahan perkebunan yang tidak tetap.

Animisme adalah agama orang-orang primitif dicirikan pada manusia  Aplim apom hidup pada kurun waktu lampau. Dengan ciri demikian dapat dikatakan bahwa sesuatu yang primitif adalah sesuatu yang kuno dan tertinggal pada zaman dahulu. Bila diterapkan pada suatu proses sejarah, kata berarti sesuatu yang terdapat dalam stadium atau tingkatan yang pertama.dan menmpatkan manusia primitif pada skala yang sangat rendah dari kebudayaan manusia kontemporer.  Animisme dianut oleh orang-orang zaman dahulu sebelum agama kriten kaltolik 


masuk ke Alim apom atau sekarang disebut dengan pegunungan bintang, mereka menyembah roh-roh nenek moyang mereka, dan menganggap bahwa roh-roh nenek moyang mempunyai kekuatan untuk membantu maupun menciptakan bencana. Animisme berasal dari kata anima, dari bahasa latin animus dan bahasa yunani anepos, dalam bahasa sansekerta disibut prana, dalam bahas ibrani ruah. Arti kesemua itu adalah napas atau jiwa. Animisme adalah ajaran/doktrin tentang realitas jiwa.  Orang primitif mempunyai kepercayaan bahwa semua hal yang kita lihat ini seperti manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan dan benda-benda lainnya mempunyai roh. Oleh karena itu roh-roh tersebut mempunyi kekuatan yang dasyat. Seorang ahli antropologi asal inggris E.B Taylor dalam bukunya primitif kultur mengajukan sebuah teori (teori serba jiwa), bahwa bentuk kepercayaan asal manusia adalah animisme.
a.      Animisme sebagai agama
Istilah agama atau dalam bahasa inggris religion. Apapun pengertiannya yang jelas akan merujuk pada tipe karakteristik tertentu terhadap data-data yang ada seperti, kepercayaan, praktek-prktek, perasaan keadaan jiwa, sikap pengalaman. Animisme merupakan agama primitif. Agama primitif merupakan suatu cara tertentu yang dilakukan oleh manusia  Aplim Apom di dalam mengalami dunia dan tuhan, suatu pandangan tertentu terhadap segala kehidupan disekeliling manusia Aplim Apom atau mentalitet atau sikap rohani tertentu.  Animisme dapat diartikan sebagai kepercayaan manusia pada roh leluhur. Dalam keyakinan masyarakat  Aplim Apom pada zaman dahulu yang menganut adalah animism dan dinamisme , paham animisme mereka meyakini bahwa orang yang telah meninggal dunia  dianggap sebagai maha tinggi, menentukan nasib dan mengontrol perbauatan manusia. Kemudian pemujaan semacam ini lalu berkembang menjadi penyembahan roh-roh.


Roh orarng yang meninggal dianggap dan dipercayai mereka sebagai makluk kuat yang menentukan, segala kehendak serta kemauan yang harus dilayani. Dan mereka juga beranggapan roh tersebut juga dapat masuk kedalam benda-benda tertentu. Roh yang masuk kesebuah benda akan menyebabkan kesaktian atau kesakralan benda tersebut. Maka dari itu masyarakat tadi menyembah pada roh-roh tersebut supaya selamat dari percobahan. Mereka percaya bahwa roh itu bukan hanya menempati makluk hidup tetapi juga benda-benda mati, sehingga roh itu terdapat dalam batu-batuan, pohon-pohon besar lingkungan temapt tinggal yang diyakini oleh sekelompok masyarakat setempat yang dirahasiakan sejak awal pencintaan hingga diturunkan dari turun temurun. kepala  manusia yang dimumi. Karena adanya kepercayaan pada roh dan hantu, timbullah pada kemujaan pada tempat/benda yang dianggapa dihuni roh. Dan yang dipuja agar membahas kebaikan, ada pula yang dipuja agar roh itu tidak mengganggu manusia.
 Agar terhindar dari kemarahan roh/hantu biasanya diadakan ritual yang dipimpin oleh para kepala-kepal suku. Adakalanya mereka membujuk roh-roh dengan mengadakan penguburan hewan atau manusia yang dikubur. Mereka beranggapan bahwa jika ada bencana alam berarti roh-roh alam sedang marah. Tidak semua leluhur mempunyai tingkatan yang sama sebab diantara mereka terdapat yang paling berkuasa. Dan sering terjadi anggota kelompok atau anggota suku dalam tingkatan biasa dipuji untuk sementara waktu saja.  Bentuk sembahan yang merata diantara suku-suku Kupel Ngalum primitif adalah terhadap roh pada pribadi agung yang merupakan pusat kultur sembahan leluhur. Roh-roh para leluhur mayarakatb Aplim Apom  dapat dipanggil untuk membantu kesulitan masyarakat Alim Apom  untuk menjamin kelestarian garis jalur keturunan karena biasanya ada keyakinan bahwa roh para leluhur mendambakan kelestarian garis yang memuji dia.  Selain


itu roh para leluhur diharapkan untuk menghindarkan penyakit atau wabah, membantu memberikan hasil pertanian  yang berlimpah. Dalam fenomena pemujaan terhadap roh para leluhur terbentuk kultur sembahan yang dimuliakan roh leluhur dan leluhur ini diyakini kedudukannya

KISAH SEJARAH PENCIPTAAN MANUSIA APLIM APOM DARI APIWOL-APIWOL
A.   PENDAHULUAN

Setiap Suku Bangsa di Dunia merajut kisahnya dalam bentuk Cerita, Puisi, Lagu,  Legenda dan Pantun bahkan legenda itu dirajut serta diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari berupa Tradisi Budaya, Adat Istiadat, Hukum atau Norma sebagai acuan suatu Tata Nilai Kemasyarakatan, maka di Kabupaten Pegunungan Bintang  adalah suatu Kabupaten yang terdiri dari berbagai kisa cerita tentang kebudayan dari penciptaan sampai sekarang masih menjadi misteri atau belum diketahui oleh suku-suku lain dari suku pegunungan bintang? dan merupakan masyarakat memilki beragam bahasa/dialek,  yang berlandaskan pada satu ideology dan fisalsafat hidup adat istiadat, Sedang keberagaman sertifikasi sosial masyarakat, ada suku, ada klent/marga,  ada rumah adat, dan masyarakat



setemapat, alam yang tampak dalam kisah 1000 cerita yang belum di dokumentasikan,  kisah cerita yangmerupkan suatu nilai kehidupan social yang tampak di dalam kehidupan suku Aplim Apom yang bisa kita jumpai dalam kehidupan sosial kemasyarakatan dari orang tua  sampai pada anak-anak, supaya kisah ceriata ini dapat bertahan dan dapat hidup dalam pengaru Modern sekarang ke depan maka penulis kembangkan sebua wacana  yang disepakati oleh seluruh masyarakat Aplim-Apom, untuk itu diperlukan peran intelektual yang kuat dan peran seluruh masyarakat Aplim Apom untuk dapat memadukan dan menggerakan berbagai potensi yang ada guna mendokumentasikan kisah penciptaan yang menjadi nilai dan norma kehidupan suku aplim-apom dalam  sebuah cerita yang dalam bentuk Buku  agar bisa bertahan, bisa dilihat, diransahkan oleh seluruh manusia, Dalam hal ini peran intelektual sangat di perlukan menggerakan masyarakat untuk melakukan suatu gajian teoritis dan penulisan kisah ceriata pencitrahan suku Aplim apom, untuk itu pada kesempatan ini, kami berbicara mengenai kisah penciptaan suku Aplim-Apom terdapat dalam system teradisional  yang berada di Kabupaten Pegunungan Bintang, untuk mengidentifikasi persoalan mengenai penciptaan Manusia tradsional Aplim Apom, dalam penulisan penulis menelah tentang Ideologi, filsafat, Rumah-rumah

adat Aplim-Apom,  Marga/klent dan batas-batas Hak hulayat adat Aplim Apom yang terdapat di Kabupaten Pegunungan Bintang.

B. GAMBARAN UMUM
Gambaran umum sejarah penciptaan yang harus dipahami adalah suku Aplim Apom yaitu setelah Manusia Aplim-Apom yang di ciptakan oleh Atangki, Lalu Atangki memberi mereka Ilmu pengetahuan dan harta maka darisanalah Manusia pertama ini bergerak dari ulki menuju keseluruh tempat di mana orang asli Aplim-Apom tinggal menetap, Manusia pertama yang diciptakan oleh Atangki ini deberi nama “isomka” untuk pria dan untuk perempuan di berinama “iyonkora”, menurut penceritaan para tua-tua adat ada yang mengatakan mulai bergerak dari barat ke ara selatan kemudian ke timur, ke utara dan kembali ke tempat yang awal penciptaan dan ada yang mengatakan dari arah barat ke timur, dari visi dan misi perjalanan ini, isomka dan iyonkora mereka mulai membagi ilmu pengetahuan dan harta yang mereka milki kepada Anak-anak mereka, yang mereka lahirkan selama dalam perjalanan atau yang mereka lahirkan selama masih di ulki. Ilmu Pengetahaun dan harta kekayaan yang bersifat fisik maupun

non fisik, sebagai landasan atau sumber hidup Anak-anak mereka dan cucu-cucu mereka di masa yang akan datang, adapun pembagian harta kekayaan yang fisik yang tampak jelas bisa kita lihat yaitu Apiwol, Tanah, air dan  non fisik misalanya ilmu pengetahuan tentang Adat istiadat dan pengetahuan tentang pengolahan sumberdaya alam hayati dan non hayati dan pengetahuan tentang batas-batas wilayah sebagai kekuasaannya.
APIWOL berasal dari  bahasa ngalum yang berati rumah adat  dan selalu di asosiasikan menjadi Aip yang artinya rumah, I yang artinya mereka dan  Wol yang artinya jan di asumsikan menjadi “rumah yang memberi mereka jalan kehidupan”, sebagai hak perwalian yang  mewakilih hak hulayat harta warisan nenek moyang. Konsep tentang terjadinya Apiwol-apiwol memiliki banyak konotasi makna, variatif misalnya Tua-taua adat sering katakan saya yang menjadi yang pertama dan benar atau memiliki berbagai tifologi Apiwol-apiwol yang mewakli klent (apiwol uropmabin, apiwol kasibmabin, Apiwol setamanki, Apiwol ningdana, Apiwol nalsa, apiwol alwolka, apiwol yamsin, dll),
Kisah penceritaan kelen melalui apiwol sangat evolutif dan dinamis karena konsep kisah terjadinya manusia selalu mengalami perubahan fersi  cerita

misalnya tentang gagasan-gagasan penceritaan kisah terjadinya apiwol yang pertama dan kelent atau marga pertama dari pada masa awal, pertengan dan akhir terjadi manusia Aplim Apom samape sekarang ini ada, cerita tidak sesuai dengan gagasan-gagasan kisah penciptaan  yang satu ini menjdi fariatif atau yang sebernarnya, misalnya tetang alat-alat peletakan dasar terbentuknya apiwol yang telah diberikan oleh nenek moyang mereka, persamahan pemahaman teradap kisah cerita sejarah terjadinya Manusia Aplim Apom Apiwol saling mengklaim misalnya kisah cerita apiwol maraga satu dengan apiwol marga yang lainya berbeda pendapat walaupun cerita hampir mirip
Ap-Iwol (Rumah Adat) merupakan tempat dari pusat seluruh kegiatan-kegiatan yang menyangkut ideologi, filsafat hidup suku Aplim Apom, pusat dari seluruh Ilmu pengetahuan yang menyangkut kehidupan sosial masyarakat Adat setempat berupa ekonomi maupun politik, dan pusat dari kegiatan keorganisasian masyarakat.
 Pada awal pembagian harta kepada anak-anak meraka disanalah awal dari penyebaran Apiwol di seluruh wilayah suku Aplim-Apom itu berada yang berasal dari satu nenek moyang dan sumber kehidupan yang kita pahami dalam kajian

studi yang kami tulis dalam pemahaman tentang kisah-kisah  cerita penciptaan yang kita bisa jumpai dalam diri seorang Aplim-Apom atau kepala Apiwol, penceritaan Keasilaan Apiwol, ideologi, dan filsafat (yang Kas) yang berasal dari nenek moyang ini sering berbeda pendapat maupun saling  mengklaim antara Apiwol yang satu dengan Apiwol yang lain mengenai penciptaan sampai pada manusia Aplim apom itu  berada. Pemahaman tentang  perluh Apiwol di butuhkan suatu kajian studi yang melingkupi seluru Apiwol yang ada dan tersebar di wilayah suku aplim-apom yang berasal dari nenek moyang sebagai satu kesatuan, dalam mendokumentasikan kisah cerita ini, dengan bentuk mendokumentasi tulisan harus, melakukan penelitihan menyeluruh dari seluruh apiwol yang terdapat dan tersebar di suku Aplim-Apom dan tidak boleh mendokumentasikan dari satu apiwol atau satu orang kepala Aopiwol saja.
Pemahamannya tentang kisah penciptaan manusia Aplim apom harus di akui bawah suku Aplim Apom tidak berasal dari apa dan apa, tapi? Manusia Aplim Apom itu Diciptakan Oleh Atangki  (Tuhan) di Abenong Aplim Apom atau Abenong Ulki (di bagian timur puncak yamin), Dan  kisah penciptaan ini belum perna didokumentasikan maka tulisan ini tidak membutuhkan suatu kajaian pustaka

untuk mendukung penulisan ini, namun lebih berdasarkan pada suatu kegiatan yang bersifat ilmiah dengan terjun langsung ke lapangan (interviu) dengan pihak-pihak yang bersangkutan yaitu kepala-kepala Apiwol.
Begitu pula dengan Kisah penceritaan  mengenai kelen atau marga itu bermula dan berkembang sampai sekarang pemahaman teraap kelent yantu diciptakan dan di karunia anak oleh Atangki maka mereka beri nama kepada anak-anak mereka dengan nama: urop, kasip, kaklar, kalak/Ning dan alwol dari anak-anak inilah mulai berkembangnya sistem marga atau klent yang bisa kita jumpai dalam diri sistem suku yang berasal di suku aplim apom.
 Nenek moyang mereka membagi  menjadi dua klompok kelen besar yang disebut dengan basen (Api) dan tukon (Air), Nenek moyang  suku Aplim-Apom berasal dari satu nenek moyang yang mana saya sebutkan diatas (isomka dan iyonkora), maka untuk pemaknaan terhadap kisah penyebaran masyarakat adat suku Aplim-Apom  lebih di harakan pada klent dan marga yang merupakan cikal bakal dari nenek moyang satu ini.
Pada awal pembagian harta kepada anak-anak disini pula ditentukan batas-batas wilayah klent/marga, batas-batas dari wilayah tersebut meliputi Ok (air) dan

mangol (Tanah) yang merupakan wilayah hak hulayat marga/klent yang bersangkutan. Lambat laun sistem marga ini mulai berkembang dengan memeliki beberapa anak cabang serta penyebutan marga berbeda karena di pengaruhi bahasa dan dialek walaupun peyebutan artinya sama.


Suku Aplim-Apom terbagi atas 5 suku diantaranya suku Ngalum, suku kupel/ketengban, suku murop, suku batom dan kambom yang mempunyai wilayah dan batas-batasnya yang jelas telah di gariskan oleh nenek moyang mereka pada sahat pembagian harta sebagai harta pusaka mereka, termasuk apiwol-apiwol yang tersebar di wilayah suku Aplim Apom, apiwol-apiwol yang ada mewakili Tiap-tiap klent/marga yang merupakan berasal dari satu sumber.
Yang perlu di gaji oleh kaum intelektual adalah sebagai berikut:
.           1.  IDEOLOGI SUKU APLIM APOM
 2.  FILSAFAT HIDUP SUKU APLIM APOM
3.  MARGA/KLENT SUKU APLIM APOM
            4.FERSI CERITA MENURUT APIWOL-APIWOL  SUKU APLIM APOM
5.  BATAS-BATAS WILAYAH SUKU  APLIM APOM
6. RUMAH-RUMAH ADAT PEGUNUNGAN BINTANG

Supaya Lambat laun Apiwolo sistem budaya yang diakui sebagai sebua sistem nilai kemanusian yang paling menjajikan masah depan suku Aplim apom dan pada dasarnya sistem Apiwol sesuai dengan nilai nilai luhur Aplim Apom yang memanusiakan manusi.anggapan ini mucul karena berbagai faktor di antaranya sudah bertahan lama.


Diposkan 20  Januari  2012
oleh

Add a commen


        Dalam upaya memperjuangkan hak-hak pemain, Bambang Pamungkas dan rekan-rekannya di Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI) telah menemui berbagai pihak terkait untuk mencari penyelesaian dan jalan keluar. Mereka menghadapi tekanan dari sana-sini, terutama dari pihak-pihak yang merasa terganggu dengan langkah-langkah APPI.
Apakah Bepe bersama rekan-rekannya di APPI keder dan ciut menghadapi semua tekanan itu? Apakah mereka akan tetap jalan terus di jalur gerakan memperjuangkan hak-hak pemain? Berikut lanjutan wawancara dengan Bepe:
Terkait perjuangan Anda di APPI, bagaimana respon pihak-pihak terkait, seperti PSSI, KPSI (Komite Penyelamat Sepakbola Indonesia), operator liga, pemerintah, dan lain-lain?
Jujur, ini memang sesuatu hal yang agak sedikit berat bagi kami, bagi saya secara pribadi. Ketika kita membela kepentingan pemain, kita dihadapkan banyak hal. Dengan klub yang berlawanan dengan kita, dengan regulator


liga, dengan pemerintah yang memfasilitasi. Artinya, bahwa saat ini pemain dibenturkan pada segala sisi.

Ketika saya berurusan membela pemain-pemain di ISL (Indonesia Super League), saya akan berbenturan dengan klub ISL dan KPSI. Ketika saya membela pemain-pemain di LPI (Liga Primer Indonesia), saya akan berhadapan dengan PSSI dan PT LPIS (Liga Prima Indonesia Sportindo). Artinya, ini menjadi sebuah keharusan bagi kami untuk melakukan hal itu.
Tetapi, sekali lagi sejauh ini memang kami kurang puas dengan tanggapan mereka. Akan tetapi, kami selalu berusaha untuk memperjuangkan pemain. Karena pada saatnya nanti, saya yakin, orang akan tahu bahwa sepak bola tidak bisa dimainkan tanpa pemain.
Apa yang membuat Anda merasa tidak puas?
Karena bagaimana izin liga bisa bergulir, sementara tanggungan kewajiban klub masih begitu banyaknya. Padahal, jelas-jelas tertera ketika ada tanggungan klub belum selesai, liga tidak akan berjalan. Nyatanya sekarang (liga) tetap berjalan. Itu menjadi hal yang sangat mengecewakan bagi pemain.
Termasuk tidak puas pada pemerintah yang memberi lampu hijau bergulirnya liga?
Jelas. Mungkin Anda mengerti sendiri ketika kami bertemu BOPI (Badan Olahraga Profesional Indonesia), ketika kami bertemu pemerintah, bahwa

keberpihakan pada pemain itu masih sangat minim, menurut saya pribadi. Sehingga, ke mana lagi kami memperjuangkan hal ini ketika pemerintah pun memberi kelonggaran pada klub untuk menjalankan regulasi yang mereka tetapkan.

Artinya, bahwa saya setuju ketika kemarin pemerintah menyatakan ini pembelajaran buat semua. Saya setuju. Pemain juga menerima pembelajaran. Tetapi, perlu diingat, pembelajaran ini tidak hanya satu sisi. Artinya, harus berjalan bersama-sama.
Ketika pemerintah mengatakan ini pembelajaran buat pemain, mereka juga harus memberi pembelajaran kepada klub. Dengan apa? Dengan menekan mereka bahwa mereka juga harus mengikuti peraturan yang memang sudah ditetapkan bersama. Jadi, harus ada dua sisi yang sama-sama

berjalan sebagaimana mestinya. Karena, saling mengerti itu harus dari dua arah, tidak satu arah.
Kabarnya Anda dan kawan-kawan mendapat teror terkait langkah memperjuangkan hak pemain?
Saya tidak ingin mengatakan itu sebuah teror. Tetapi, bahwa itu mungkin sebuah apresiasi yang agak sedikit melenceng. Artinya, keberadaan beberapa tekanan ini membuktikan bahwa kami mulai dipandang, kami


mulai mendapatkan atensi mereka. Bahwa mereka mulai sadar bahwa kekuatan pemain itu luar biasa.
Cuma satu hal yang saya sayangkan, pemain sendiri masih belum menyadari akan hal itu. Sehingga, sejujurnya pemain di Indonesia belum bisa disatukan dalam satu suara untuk menentukan apa keinginan mereka. Ini yang membuat kami dari APPI sedikit prihatin, mengingat kami berjuang untuk membela mereka, tetapi di sisi lain pemain tidak ingin berjuang untuk membela diri sendiri.
Jadi, bagi saya, segala tekanan yang APPI alami adalah sebuah apresiasi yang mungkin sedikit salah. Tetapi, bagi saya, itu sebuah motivasi bahwa perjuangan kami diperhatikan.
Tekanan itu berupa apa?
Saya tidak ingin merinci satu per satu. Karena, saya tidak tahu, apakah tekanan itu kepada saya atau Ponaryo (Astaman) atau Valent (Valentino Simanjuntak, General Manager APPI) atau exco yang lain, saya tidak tahu. Tetapi jujur, bahwa pada akhirnya kami dibenturkan pada sesama kami sendiri.
Ada mantan teman kami yang sudah pensiun dan bekerja di salah satu pihak. Ia bicara tidak dalam arti menekan, tetapi memberikan, "Ayolah.. sebagai teman". Menurut saya, itu yang paling susah, di mana ia bicara sebagai teman.
Tetapi, sekali lagi, bahwa kita bicara ke depan, kita bicara mungkin anak saya nanti, cucu saya nanti, ingin berkarier sebagai pemain sepak bola.
Artinya, kita ingin menata sebuah pondasi kuat untuk mereka (agar) nantinya lebih nyaman bermain. Itu yang penting, dengan apa pun kondisinya dari yang sekarang harus kita jalani.
Tekanan itu datang dari mana saa?

Ya, banyak. Tetapi, sekali lagi, saya tidak ingin merinci itu. Memang ada hal itu terjadi, tetapi itu tidak akan mengurangi niatan kami, APPI, untuk memperjuangkan pemain.

Ada pihak yang menyebut APPI seperti LSM (lembaga swadaya masyarakat) yang mengusung bendera sosialis di tengah iklim kapitalis. Apakah strategi saat ini sudah tepat?
Saya tidak melihat strategi itu sebagai masalah. Karena, bagi saya, begini. Sesimpel ini: bagaimana seorang bekerja, katakanlah seorang pembantu bekerja kepada majikannya, ketika orang tersebut tidak mendapatkan haknya selama lima bulan, sebuah hal yang wajar ketika dia menanyakan, "Kapan saya akan digaji?" Sesimpel itu.
Kita tidak meminta gaji plus bonus plus bunga. Tetapi, hak kami selesaikanlah. Karena kami sudah menyelesaikan kewajiban kami. Itu saja, sesimpel itu. Bagaimana mereka berpikir bahwa ini strategi yang salah ketika, katakanlah ada pemain yang saat meninggal belum menerima haknya. Di mana hati nurani mereka untuk melihat permasalahan itu?
Saya tidak ingin menanggapi itu terlalu serius. Akan tetapi, saya berpikir, apakah iya, ketika pemain dalam kondisi seperti itu, mereka berpikir kami
ini tidak realistis dalam berjuang? Kan tidak seperti itu. Jadi, bagi saya, sesimpel itu permasalahannya. Tetapi, kenapa mereka menanggapinya dengan begitu berlebihan?







Tidak ada komentar:

Posting Komentar