Minggu, 12 Januari 2014

PUISI PAPUA MERDEKA



PUISI PAPUA MERDEKA
PAPUA MERDEKA

Tak ada kata pasrah
Tak ada kata menyerah
Hidup.,
merebut kemerdekaan
Hidup.,
merebut kemanusiaan
Melawan penjajahan Belanda
yang tidak kunjung usai

Berbagai cara dilakukan
Diplomasi,
Aksi demo,
Bahkan Trikora pun dikerahkan
Demi merebut tanah emas
Banyak darah berserakan
Banyak nyawa tak bersalah berjatuhan

Namun apalah guna.
Semuanya sia-sia
Tapi,tenang...
Indonesia tetap berjuang
Membebaskan saudara seperjuangan

Desakan dunia luar
Membuat Belanda semakin terpojok
Akhirnya,
Tanah Papua MERDEKA!!
Papua bebas dari tekanan
Kegembiraan tergambarkan
Canda dan tawa
Menghiasi tanah Papua







Tangisan Papuaku
Tanah ini milikku, hutan ini milikku,
gunung dan lautan ini pun milikku.
Aku dilahirkan dan dibesarkan disini..
Canda, tawa dan hidup rukun semuanya tercipta disini.

Tapi mengapa...
"kau" datang dan merampas segalanya..?
Merampas hak milik ku,
merampas kebahagiaanku dan saudara2ku?
Menindas ku di tanah ku sendiri.
Apakah karena warna kulit ku yg berbeda denganmu?
Apakah karena rambut ku yang tak selurus rambutmu?
Sedikit demi sedikit hartaku kau rampas..
Satu per satu nyawa saudaraku kau renggut..
Tanahku yang subur dan kaya,
kini berubah menjadi lautan air mata dan ketakutan..

Wahai penguasa negeri ini, dimana tanggung jawabmu?
mengapa kau biarkan kami seperti ini?
Kami tak menginginkan harta, kami tak menginnginkan dunia.
Sagu dan ubi dari tanah kami saja sdh cukup..
kekayaan laut dan hutan kami sdh sangat lebih dr cukup.
Kami hanya ingin bebas dari penindasanmu,
kami hanya ingin hidup tentram di tanah kami.

Karena Aku Papua dan selamanya Aku tetap Papua.










SUARA HATI RAKYAT PAPUA
Untuk Bapak Susilo Bambang Yudoyono

Kami pun sama seperti mereka...
Ingn hidup  tentram damai sentosa..
Kami hanya ingn merdeka..
Karna kami merasa tercampa dari negri indonesia...

Kami tumbuh d negeri indonesia...
Namun indonesia menelantarkan kami d sini...
Mereka menganak tirikan kami...
D mana keadilan tuk kami...

Pulau kami kaya akan rempah"..
Logam dan emas pun ada d sana...
Namun mengapa pulau kami termisikin d indonesia..
Itulah yg membuat kami ingnkan merdeka...

Bebaskanlah kami wahai Indonesia...
Karna kami ingnkan merdeka...
Sudahilah kekerasanmu d pulau kami indonesia..
Karna kami hanya ingnkan merdeka....

Ini tanah Papua
Tanah, tanah Papua
Bukan merah putih
Tapi bintang fajar

Sa, tidak pusing
Babi Indonesia sama saja dengan pemerintah Belanda
Torang dua mau diam-diam bunuh saya
Buat kekayaan di belakang satu rumah
Bawa menderita
Toh mandi darah
Bikin malu, sa punya orangtua
Sa kembali, harga mati
Binatang Indonesia nanti angkat kaki

Ini suara merdeka dari bangsa Papua Barat
Mari kita bersatu untuk lawan Indonesia
Lawan orang yang pencuri dan pembunuh
Lawan torang di negeri
Bekerja untuk Papua merdeka

Ini tanah Papua
Tanah, tanah Papua
Torang tidak termasuk dalam Indonesia
Kami, bangsa Papua Barat
Bukan orang Jawa Indonesia!
Mengerti?
Do you understand?
Dou begrijp je?

Amerika, Belanda, Indonesia
Kamu dulu jual torang, ya?
15 Augustus 62, ya?
Di New York, he?
Nanti tuh merdeka!
Cepat tu tau!

Free Papua!
Hormat, grak!

PAHLAWAN TAK DIKENAL
Sepuluh tahun yang lalu dia terbaring
Tetapi bukan tidur, sayang
Sebuah lubang peluru bundar di dadanya
Senyum bekunya mau berkata, kita sedang perang
Dia tidak ingat bilamana dia datang
Kedua lengannya memeluk senapang
Dia tidak tahu untuk siapa dia datang
Kemudian dia terbaring, tapi bukan tidur sayang
wajah sunyi setengah tengadah
Menangkap sepi padang senja
Dunia tambah beku di tengah derap dan suara merdu
Dia masih sangat muda
Hari itu, hujan pun mulai turun
Orang-orang ingin kembali memandangnya
Sambil merangkai karangan bunga
Tapi yang nampak, wajah-wajahnya sendiri yang tak dikenalnya
Sepuluh tahun yang lalu dia terbaring
Tetapi bukan tidur, sayang
Sebuah peluru bundar di dadanya
Senyum bekunya mau berkata : aku sangat muda

demi negeri Wes Papua
kau korbankan waktumu
demi bangsa
rela kau taruhkan nyawamu
maut menghadang didepan
kau bilang itu hiburan

nampak raut wajahmu
tak segelintir rasa takut
semangat membara dijiwamu
taklukkan mereka penghalang negeri

hari-harimu diwarnai
pembunuhan, pembantaian
dihiasi bunga-bunga api
mengalir sungai darah disekitarmu
bahkan tak jarang mata air darah itu
muncul dari tubuhmu
namun tak dapat
runtuhkan tebing semangat juangmu

yang setia menemanimu
kaki telanjang tak beralas
pakain dengan seribu wangi
basah dibadan kering dibadan
kini menghantarkan Papua Barat
kedalam istana kemerdekaan .
Karya Juru bicara (Jubir) Komite Nasional Papua Barat

Di bumi Papua mengalir deras air mata dari sungai-sungai derita rakyat tak berdosa
Bercucuran keringat mereka membasahi kulitnya yang begitu legam
Diantara bayang-bayang hitam pekat asap Freeport

Bumi Papua, tanah nan subur di ujung pengharapan
Indahnya bumi Papua berhiaskan emas, uranium juga tembaga
Berpagarbetis hutan-hutan dan batu karang

Sayang beribu sayang bumi Papua kini menggersang
Rakyatnya menjerit beta menangis
Mereka telah merampok bumi Papua
Mereka telah mengeruk kesejahteraan rakyat Papua

Ah apa daya,
Mereka terlalu arogan untuk dilawan
Mesin-mesin kapitalis itu terus saja menggerogoti bumi Papua
Dengan robot-robot pecundangnya.


Description: Description: http://1.bp.blogspot.com/-Rpl9LwmY4Ko/UnkJin8_7-I/AAAAAAAABWA/Q8wv462Zbe4/s320/Colecksi+Mabypi+%2528153%2529.psd.jpg
Foto  Puisi Kutipan Pena (NP/SK)
Ketika aku terpenjara di dalam keheningan,
memoriku terputar tentang engkau,
engkau tetap semangat meski jalan berliku,
suka duka didalam hidup telah kau rasa.

Ku kenang wahai pejuang,
langkahmu tegar hadapi kerasnya hidup,
harimu penuh cerita perjuangan,
penjara bagian dari kisahmu,

semangatmu tak mati oleh batasan pandangan.

Banyak cerita kisah usang jadi inspirasi,
banyak jejak yang sempat kau bagi,

menjadi kekuatan yang berarti,
masih ada harapan walau kini tinggal nama,
perjuangan masih jauh, kau telah mendahului,

tapi jiwa semangatmu terus hidup.

Api semangat perjuangan tak akan pernah padam,
ada yang pergi ada pula yang datang,
tetap abadi terkenang wahai kau sang pejuang,
gerak perlawanan tak akan berhenti walau nyawa jadi taruhan,
sampai cita-cita kebebasan kita tercapai.

selamat jalan,

wahai pejuangku,
patriot bangsa,
pahlawan sejati.

Karya:Natho. M Pigai
BDG:03/11/2013

Description: Description: http://1.bp.blogspot.com/-lIwiXL664E0/UnUve0_QQ1I/AAAAAAAABVs/evqtRfL3q7Q/s320/556271_4115406244589_941712887_n.jpg
Foto  Puisi Kutipan Pena (NP/SK)
Aku tak bisa terus begini
Aku disiksa oleh militeris  Negara kolonial
Aku tak mampu menahan jeritan ini
Aku tak bisa...


Aku tak bisa.....
Aku tak bisa.....
Aku tak bisa.....

Biarkan kini aku bertanya...
Seberapakah ketulusan kemanusianmu?
Apakah aku selama ini tak menyenangkan hatimu ?
Semuanya kau kuras dan di bunuh

Alam maupun manusia
tetapi

Semua hal yang tak sanggup kulakukan
Hingga hati ini berdarah
Semata membuatmu bangga....
Tetapi AKU trus bersuara

Biarpun hati berdarah
Sahabat-Ku
Dimana tempat ku bercerita tentang kerasnya dunia


Tak mengertikah kau arti sebuah karma ?
Sudahlah biarkan aku menjauh
Kumohon Jangan kau menyisak diri ku lagi


Karya:Natho. M Pigai
BDG/02/11/2013



Description: Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiKv9XjhJvbCY8uEtntGuWqU0I0tekrUWBd3sViz-cDsFeIZm9rjhCwfCs0UWPL_0fTVsVDuT6OBDEsOwV3u0f18QzBf-Hbbp9D3E4V4Xi0LaTmLzOaf9VU0wEREvvsZhiyYYemoqfx5JM/s320/images.jpeg
Foto  Puisi Kutipan Pena (NP/SK)

Bintang Kejora
Dulu, sebelum kau berkibar di tiang tinggi
Dibelai,dipeluk angin merdeka,
Engkau hanya lambang harapanku,

Kau mewakili bangsa west Papua
Namun kau tersimpan dalam lubuk hatiku.

Bintang kejora
Kini,kulihat kau terkibar di tengah bangsa West Papua,
Lambang kebangsaanku di ufuk timur dunia,
Engkau sang fajar
Kau kemuliaan bagi bangsaku,

Dan demi Kejora bangsaku,
Selama masih bersiut nafas didada,
Denyut darahku penyiram medan

Ta'kan kembali kau Sang Kejora


Karya: Step M. Pigai
Sby,13/09/2013

Description: Description: http://4.bp.blogspot.com/-vNKmbXE0LyA/Uj6CWEEjKVI/AAAAAAAABTM/41WnXqAUYuY/s320/FILE5572.jpg
Foto  Puisi Kutipan Pena (NP/SK)
Satu rindu untuk memilih
Rindu yang hanya mempertahankan
Jadi, jangan pernah diam membisu
Karena aku yakin, Kami akan selamat

Ingin rasanya aku cepat memisahkan diri
Namun aku tak mampu
Dan aku harus bersabar menanti

Jika satu rindu akan memisahkan
Aku akan datang membawa satu rindu
Untuk kebebasan kita bersama

Karena disini akupun selalu rindukan
Rindu yang selalu kutahan
Rindu yang selalu kujaga
Rindu yang hanya untuk kebebasan West Papua

Kini, hanya satu pintaku
Tolong jaga Ras Malanesia
Tolong jaga hitam kulit-ku
Tolong jaga Kriting Rambut-ku
Karena, akupun akan lakukan hal yang sama

Biarlah kita tetap bersabar
Walau kita belum dapat melangkah
Namun, kita dapat berjumpa dalam satu rindu
Dan dalam doa.....
Hingga kelak kita akan bebasan


Karya,Natho M, Pigai
19/09/2013




Foto Goliath Tabuni/Pejuang Papua

Sejak aku di lahirkan,
dari sebuah rahim kehidupan,
tercipta sebuah dahaga,
rindu kedamaian di ujung kramaian.

Seraut khayalan menjelma,
tetang hidup dalam keadilan,
darah manusia di peraduan jaman,
berus bergelora.

Tanpa ada kejujuran tiada aka nada perdamaian,
rinduku pada keadilan dan kebebasan,
tatap surnya hempaskan kesombongan,
hidup tidak jadi kehormatan,
menantang kelam kehidupan.

Aku akan terus berjuang,
di belantra dan hutan negeriku sendiri,
menatap kedamaian,
meraih kebebasan bangsaku,
salam bangsaku.



Puisi Papua - Abepura, 06/05/13
Honaratus Pigai



Description: Description: http://3.bp.blogspot.com/-hHqza7p6khE/Ugpc6mBLJjI/AAAAAAAABI8/z3WAvujQMME/s320/Pigai+Coleck+%2875%29.jpg
Foto doc Puisi Kutipan Pena (NP/SK)

Tangisan Seorang Yatim di Medan Perjuangan
Mama papua…. Telah sekian lama aku mengembara di rimba…
Telah sekian lama aku mengasingkan diriku di negeri orang..
Telah sekian lama aku mencari perdamaian di negeri sana
Dalam perjalanan pengembaraan ini aku telah kehilangan…..
Kehilangan mereka……
Om, kaka, adik, saudara-saudaraku, teman-teman-ku….
Tulang-tulang mereka telah berserahkan di hutan..
Di lubang batu…
Di lubang tanah….
Di kota-kota ….
Bagaikan binatang liar diatas tanahnya sendiri…
bagaikan anak yatim di negeri orang….
Tuhan…. Mengapa, mengapa…
Engkau ciptakan tanah ini..
Engkau lahirkan kami di atas tanah ini…..
Apakah hanya untuk lahir dan mati….?
Kepada siapakah siapa aku harus mengeluh…
Karena semua orang sekelilingku menutup telinga dan mata mereka…
Aku ingin kembali ke alam Papua….
Aku ingin menemukan rumah Perdamaian….
Aku ingin bersamamu….
Aku ingin berada di sisinya,. apapun situasi, kondisi, medan…… aku tidak peduli…..

Hai mama Papua, kekasihku…….
Dengan berat hati aku meninggalkan-mu sekian lama…
Aku harus pergi…. Aku harus melawan….
Sampai kapapun, apapun situasinya…
untuk menemukan rumah perdamaian itu berada…
Kuatkanlah hatimu….., berteguh kepada janji kita diatas tanah Leluhur…



wa papua tetap merdeka

silahkan berkomentar



Karya,Natho M, Pigai
19/09/2013




Foto Goliath Tabuni/Pejuang Papua






Tidak ada komentar:

Posting Komentar