PUISI PAPUA MERDEKA
PAPUA
MERDEKA
Tak ada kata pasrah
Tak ada kata menyerah
Hidup.,
merebut kemerdekaan
Hidup.,
merebut kemanusiaan
Melawan penjajahan
Belanda
yang tidak kunjung usai
Berbagai cara dilakukan
Diplomasi,
Aksi demo,
Bahkan Trikora pun
dikerahkan
Demi merebut tanah emas
Banyak darah berserakan
Banyak nyawa tak bersalah
berjatuhan
Namun apalah guna.
Semuanya sia-sia
Tapi,tenang...
Indonesia tetap berjuang
Membebaskan saudara
seperjuangan
Desakan dunia luar
Membuat Belanda semakin
terpojok
Akhirnya,
Tanah Papua MERDEKA!!
Papua bebas dari tekanan
Kegembiraan tergambarkan
Canda dan tawa
Menghiasi tanah Papua
Tangisan Papuaku
Tanah ini milikku, hutan
ini milikku,
gunung dan lautan ini pun
milikku.
Aku dilahirkan dan
dibesarkan disini..
Canda, tawa dan hidup
rukun semuanya tercipta disini.
Tapi mengapa...
"kau" datang
dan merampas segalanya..?
Merampas hak milik ku,
merampas kebahagiaanku
dan saudara2ku?
Menindas ku di tanah ku
sendiri.
Apakah karena warna kulit
ku yg berbeda denganmu?
Apakah karena rambut ku
yang tak selurus rambutmu?
Sedikit demi sedikit
hartaku kau rampas..
Satu per satu nyawa
saudaraku kau renggut..
Tanahku yang subur dan
kaya,
kini berubah menjadi
lautan air mata dan ketakutan..
Wahai penguasa negeri
ini, dimana tanggung jawabmu?
mengapa kau biarkan kami
seperti ini?
Kami tak menginginkan
harta, kami tak menginnginkan dunia.
Sagu dan ubi dari tanah
kami saja sdh cukup..
kekayaan laut dan hutan
kami sdh sangat lebih dr cukup.
Kami hanya ingin bebas
dari penindasanmu,
kami hanya ingin hidup
tentram di tanah kami.
Karena Aku Papua dan
selamanya Aku tetap Papua.
SUARA HATI RAKYAT PAPUA
Untuk Bapak Susilo Bambang
Yudoyono
Kami pun sama seperti
mereka...
Ingn hidup tentram
damai sentosa..
Kami hanya ingn merdeka..
Karna kami merasa
tercampa dari negri indonesia...
Kami tumbuh d negeri
indonesia...
Namun indonesia
menelantarkan kami d sini...
Mereka menganak tirikan
kami...
D mana keadilan tuk
kami...
Pulau kami kaya akan
rempah"..
Logam dan emas pun ada d
sana...
Namun mengapa pulau kami
termisikin d indonesia..
Itulah yg membuat kami
ingnkan merdeka...
Bebaskanlah kami wahai
Indonesia...
Karna kami ingnkan
merdeka...
Sudahilah kekerasanmu d
pulau kami indonesia..
Karna kami hanya ingnkan
merdeka....
Ini tanah Papua
Tanah, tanah Papua
Bukan merah putih
Tapi bintang fajar
Sa, tidak pusing
Babi Indonesia sama saja
dengan pemerintah Belanda
Torang dua mau diam-diam
bunuh saya
Buat kekayaan di belakang
satu rumah
Bawa menderita
Toh mandi darah
Bikin malu, sa punya
orangtua
Sa kembali, harga mati
Binatang Indonesia nanti
angkat kaki
Ini suara merdeka dari
bangsa Papua Barat
Mari kita bersatu untuk
lawan Indonesia
Lawan orang yang pencuri
dan pembunuh
Lawan torang di negeri
Bekerja untuk Papua
merdeka
Ini tanah Papua
Tanah, tanah Papua
Torang tidak termasuk
dalam Indonesia
Kami, bangsa Papua Barat
Bukan orang Jawa
Indonesia!
Mengerti?
Do you understand?
Dou begrijp je?
Amerika, Belanda,
Indonesia
Kamu dulu jual torang,
ya?
15 Augustus 62, ya?
Di New York, he?
Nanti tuh merdeka!
Cepat tu tau!
Free Papua!
Hormat, grak!
PAHLAWAN TAK DIKENAL
Sepuluh tahun yang lalu
dia terbaring
Tetapi bukan tidur,
sayang
Sebuah lubang peluru
bundar di dadanya
Senyum bekunya mau
berkata, kita sedang perang
Dia tidak ingat bilamana
dia datang
Kedua lengannya memeluk
senapang
Dia tidak tahu untuk
siapa dia datang
Kemudian dia terbaring,
tapi bukan tidur sayang
wajah sunyi setengah
tengadah
Menangkap sepi padang
senja
Dunia tambah beku di
tengah derap dan suara merdu
Dia masih sangat muda
Hari itu, hujan pun mulai
turun
Orang-orang ingin kembali
memandangnya
Sambil merangkai karangan
bunga
Tapi yang nampak,
wajah-wajahnya sendiri yang tak dikenalnya
Sepuluh tahun yang lalu
dia terbaring
Tetapi bukan tidur,
sayang
Sebuah peluru bundar di
dadanya
Senyum bekunya mau
berkata : aku sangat muda
demi negeri Wes Papua
kau korbankan waktumu
demi bangsa
rela kau taruhkan nyawamu
maut menghadang didepan
kau bilang itu hiburan
nampak raut wajahmu
tak segelintir rasa takut
semangat membara dijiwamu
taklukkan mereka
penghalang negeri
hari-harimu diwarnai
pembunuhan, pembantaian
dihiasi bunga-bunga api
mengalir sungai darah
disekitarmu
bahkan tak jarang mata
air darah itu
muncul dari tubuhmu
namun tak dapat
runtuhkan tebing semangat
juangmu
yang setia menemanimu
kaki telanjang tak
beralas
pakain dengan seribu
wangi
basah dibadan kering
dibadan
kini menghantarkan Papua
Barat
kedalam istana
kemerdekaan .
Karya Juru bicara (Jubir)
Komite Nasional Papua Barat
Di bumi Papua mengalir
deras air mata dari sungai-sungai derita rakyat tak berdosa
Bercucuran keringat
mereka membasahi kulitnya yang begitu legam
Diantara bayang-bayang
hitam pekat asap Freeport
Bumi Papua, tanah nan
subur di ujung pengharapan
Indahnya bumi Papua
berhiaskan emas, uranium juga tembaga
Berpagarbetis hutan-hutan
dan batu karang
Sayang beribu sayang bumi
Papua kini menggersang
Rakyatnya menjerit beta
menangis
Mereka telah merampok
bumi Papua
Mereka telah mengeruk
kesejahteraan rakyat Papua
Ah
apa daya,
Mereka
terlalu arogan untuk dilawan
Mesin-mesin
kapitalis itu terus saja menggerogoti bumi Papua
Dengan
robot-robot pecundangnya.
Ketika aku terpenjara di
dalam keheningan,
memoriku terputar tentang
engkau,
engkau tetap semangat
meski jalan berliku,
suka duka didalam hidup
telah kau rasa.
Ku kenang wahai pejuang,
langkahmu tegar hadapi
kerasnya hidup,
harimu penuh cerita
perjuangan,
penjara bagian dari
kisahmu,
semangatmu tak mati oleh
batasan pandangan.
Banyak cerita kisah usang
jadi inspirasi,
banyak jejak yang sempat
kau bagi,
menjadi kekuatan yang
berarti,
masih ada harapan walau
kini tinggal nama,
perjuangan masih jauh,
kau telah mendahului,
tapi jiwa semangatmu
terus hidup.
Api semangat perjuangan
tak akan pernah padam,
ada yang pergi ada pula
yang datang,
tetap abadi terkenang
wahai kau sang pejuang,
gerak perlawanan tak akan
berhenti walau nyawa jadi taruhan,
sampai cita-cita
kebebasan kita tercapai.
selamat jalan,
wahai pejuangku,
patriot bangsa,
pahlawan sejati.
Karya:Natho. M Pigai
BDG:03/11/2013
Aku tak bisa terus begini
Aku disiksa oleh
militeris Negara kolonial
Aku tak mampu menahan
jeritan ini
Aku tak bisa...
Aku tak bisa.....
Aku tak bisa.....
Aku tak bisa.....
Biarkan kini aku
bertanya...
Seberapakah ketulusan
kemanusianmu?
Apakah aku selama ini tak
menyenangkan hatimu ?
Semuanya kau kuras dan
di bunuh
Alam maupun manusia
tetapi
Semua hal yang tak
sanggup kulakukan
Hingga hati ini berdarah
Semata membuatmu
bangga....
Tetapi AKU trus
bersuara
Biarpun hati berdarah
Sahabat-Ku
Dimana tempat ku
bercerita tentang kerasnya dunia
Tak mengertikah kau arti
sebuah karma ?
Sudahlah biarkan aku
menjauh
Kumohon Jangan
kau menyisak diri ku lagi
Karya:Natho. M Pigai
BDG/02/11/2013
Bintang Kejora
Dulu, sebelum kau
berkibar di tiang tinggi
Dibelai,dipeluk angin
merdeka,
Engkau hanya lambang
harapanku,
Kau mewakili bangsa west
Papua
Namun kau tersimpan dalam
lubuk hatiku.
Bintang kejora
Kini,kulihat kau terkibar
di tengah bangsa West Papua,
Lambang kebangsaanku di
ufuk timur dunia,
Engkau sang fajar
Kau kemuliaan bagi
bangsaku,
Dan demi Kejora bangsaku,
Selama masih bersiut
nafas didada,
Denyut darahku penyiram
medan
Ta'kan kembali kau Sang
Kejora
Karya: Step M. Pigai
Sby,13/09/2013
Satu rindu untuk memilih
Rindu yang hanya
mempertahankan
Jadi, jangan pernah diam
membisu
Karena aku yakin, Kami
akan selamat
Ingin rasanya aku cepat
memisahkan diri
Namun aku tak mampu
Dan aku harus bersabar
menanti
Jika satu rindu akan
memisahkan
Aku akan datang membawa
satu rindu
Untuk kebebasan kita
bersama
Karena disini akupun
selalu rindukan
Rindu yang selalu kutahan
Rindu yang selalu kujaga
Rindu yang hanya untuk
kebebasan West Papua
Kini, hanya satu pintaku
Tolong jaga Ras Malanesia
Tolong jaga hitam
kulit-ku
Tolong jaga Kriting
Rambut-ku
Karena, akupun akan
lakukan hal yang sama
Biarlah kita tetap
bersabar
Walau kita belum dapat
melangkah
Namun, kita dapat
berjumpa dalam satu rindu
Dan dalam doa.....
Hingga kelak kita akan
bebasan
Karya,Natho M, Pigai
19/09/2013
|
Foto Goliath Tabuni/Pejuang Papua
|
Sejak aku di lahirkan,
dari sebuah rahim
kehidupan,
tercipta sebuah dahaga,
rindu kedamaian di ujung
kramaian.
Seraut khayalan menjelma,
tetang hidup dalam
keadilan,
darah manusia di peraduan
jaman,
berus bergelora.
Tanpa ada kejujuran tiada
aka nada perdamaian,
rinduku pada keadilan dan
kebebasan,
tatap surnya hempaskan
kesombongan,
hidup tidak jadi
kehormatan,
menantang kelam
kehidupan.
Aku akan terus berjuang,
di belantra dan hutan
negeriku sendiri,
menatap kedamaian,
meraih kebebasan
bangsaku,
salam bangsaku.
Puisi Papua - Abepura,
06/05/13
Honaratus Pigai
Tangisan Seorang Yatim di
Medan Perjuangan
Mama papua…. Telah sekian
lama aku mengembara di rimba…
Telah sekian lama aku
mengasingkan diriku di negeri orang..
Telah sekian lama aku
mencari perdamaian di negeri sana
Dalam perjalanan
pengembaraan ini aku telah kehilangan…..
Kehilangan mereka……
Om, kaka, adik,
saudara-saudaraku, teman-teman-ku….
Tulang-tulang mereka
telah berserahkan di hutan..
Di lubang batu…
Di lubang tanah….
Di kota-kota ….
Bagaikan binatang liar
diatas tanahnya sendiri…
bagaikan anak yatim di
negeri orang….
Tuhan…. Mengapa, mengapa…
Engkau ciptakan tanah
ini..
Engkau lahirkan kami di
atas tanah ini…..
Apakah hanya untuk lahir
dan mati….?
Kepada siapakah siapa aku
harus mengeluh…
Karena semua orang
sekelilingku menutup telinga dan mata mereka…
Aku ingin kembali ke alam
Papua….
Aku ingin menemukan rumah
Perdamaian….
Aku ingin bersamamu….
Aku ingin berada di
sisinya,. apapun situasi, kondisi, medan…… aku tidak peduli…..
Hai mama Papua,
kekasihku…….
Dengan berat hati aku
meninggalkan-mu sekian lama…
Aku harus pergi…. Aku
harus melawan….
Sampai kapapun, apapun
situasinya…
untuk menemukan rumah
perdamaian itu berada…
Kuatkanlah hatimu…..,
berteguh kepada janji kita diatas tanah Leluhur…
wa
papua tetap merdeka
silahkan
berkomentar
Karya,Natho M, Pigai
19/09/2013
Foto Goliath Tabuni/Pejuang Papua
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar